Pixel Codejatimnow.com

Kisah Pasangan Guru Ngaji di Jember, Daftar Haji dengan Uang Berjamur

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Pasangan abdi dalem saat berada di Asrama Haji Sukolilo
Pasangan abdi dalem saat berada di Asrama Haji Sukolilo

jatimnow.com - Berbekal keihklasan dalam bersedekah, membuat pasangan abdi dalem pondok pesantren (Ponpes) As Shiddiqiyah Jember ini bisa berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah haji. Cerita pasangan tersebut hingga menjadi Jamaaah Calon Haji (JCH) 2018 menarik untuk dikupas.

Ahmad Fatoni Syafii (76 tahun) dan istrinya, Nasifah Sholihah (66 tahun) adalah seorang abdi dalem di lingkungan Pondok Pesantren yang ada di Jember. Keduanya telah lama memendam cita-cita berhaji.

Berdasar keterangan Fatoni, kekuatan bersedekah lah yang membuat pasangan tersebut mampu berhaji, meski secara hitungan gaji yang diterima tidak memungkinkan keduanya menyisihkan uang untuk berhaji.

Bersedekah secara rutin kepada yatim-piatu dan janda, membuat pasangan suami istri Ahmad Fatoni Syafii dan Nasifah Sholihah itu menuai rezeki secara tak terduga.

Meski ia bersama istrinya tinggal di rumah kecil yang disediakan oleh ponpes As Shiddiqiyah, namun tak menyurutkan niat bersedekah. Sejak muda keseharian Ahmad Fatoni dan istrinya bekerja sebagai guru ngaji dari rumah ke rumah warga yang membutuhkan jasanya.

Dalam mengamalkan ilmu agamanya, Fatoni tidak pernah menentukan tarif atas jasanya sebagai guru ngaji. Begitu juga dengan istrinya yang aktifitas kesehariannya menjadi guru Taman Kanak Kanak (TK) di yayasan pondok pesantren tempat ia mengabdi.

Penghasilan yang kecil dan tidak menentu tak menyurutkan semangat bapak 6 anak ini untuk bersedekah. Fathoni mengaku mempunyai agenda rutin untuk memberikan sedekah pada janda dan anak yatim setiap tiga bulan sekali.

Meski rutin, Ahmad Fatoni enggan mengakui berapa rupiah yang ia keluarkan untuk setiap kali ia sedekah. Ia hanya ingat, sekali bersedekah sekitar 80 amplop.

"ya ga saya hitung, jadi setiap punya uang saya masukkan amplop ngumpul sampe 80 amplop. kalo ngitung lansung, ya jantungen saya, pusing," tutur Ahmad Fathoni, saat ditemui di Hall Aminah Asrama haji Sukolilo Surabaya, Kamis (19/7/2018).

Selain itu, ia juga biasa membantu anak-anak kurang mampu mulai memberi seragam, membayar biaya pendaftaran serta melengkapi kekurangan biaya sekolah anak-anak yang membutuhkan agar bisa mendapatkan ijazahnya.

Terkadang iapun meminjamkan uang pada orang ataupun temannya yang sedang membutuhkan, Saat meminjamkan itu pula, ia tanpa mengharap uang tersebut dikembalikan. Tak tanggung-tanggung uang yang dipinjamkannya bila dihitung  jumlahnya mencapai Rp 35 juta.

Keinginannya berhaji berawal ketika ia bertanya pada putra kyai nya tentang biaya haji delapan tahun lalu.

Baca juga:
Terserang Stroke, Kepulangan Satu Jemaah Haji Asal Blitar Tertunda

"Gus, saya ingin haji. Tapi kalau kegiatan saya bisa menjadi putus karena untuk biaya haji, maka lebih baik saya tidak jadi berhaji," tanyanya pada putra kyainya.

Putra kyai nya pun menyarankan agar ia daftar haji dulu lantas menunggu jawaban Allah.

"Allah pasti akan memberian jawaban, baik atau buruk," jawab gus putra kyai

Ia pun lantas pulang ke rumah dan mengajak istrinya masuk kamar. Ahmad Fatoni menyodorkan 2 buku tebal dan meminta istrinya menghitung uang yang ia selipkan pada buku tersebut. Ditemani anaknya, Nasifah menghitung uang tersebut dan terkumpul sejumlah lima puluh juta rupiah.

"Uangnya sudah banyak yang jamuran mbak," ujar Nasifah saat ditemui saat pendapatan data dan didampingi suaminya itu.

Ahmad Fatoni pun menyerahkan uang tersebut pada istrinya untuk biaya daftar haji berdua.

Baca juga:
217 Jemaah Haji Kloter 30 Tiba di Probolinggo

Baginya, rejeki itu datang dari Alloh dan tidak terduga. Karenanya, lelaki yang hampir buta ini berprinsip untuk selalu bersedekah. Ia ibaratkan sedekah seperti memancing dengan kail.

"Dengan sedekah, rejeki datang tak terduga, berlipat lipat, kadang datangnya bersalipan," tuturnya.

Untuk menutup biaya hajipun, ia juga mendapatkan dari rejeki yang tidak terduga.

"Waktu itu saya ngasih uang lima puluh ribu pada anak yatim. tidak lama setelah itu, ada orang yang minta saya datang ke rumahnya, saya dikasih amplop berisi lima belas juta rupiah, alhamdulillah bisa buat menutup biaya haji," pungkasnya.

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto