jatimnow.com - Pagi ini, cuaca begitu cerah di Ponorogo. Di salah satu rumah di Dusun Krajan, Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, terlihat nenek Supinah (78) yang berusaha merapikan bekalnya untuk berangkat haji.
Di rumah berbentuk joglo itu, Supinah hidup sebatang kara. Meskipun tubuhnya termakan usia, nyatanya Supinah masih sanggup mengurus rumahnya, sehingga rumahnya pun terlihat asri dan bersih.
Saat memasuk rumah itu, terlihat ada tiga pintu masuk. Ketika mencoba masuk melalui pintu tengah, terlihat sebuah koper bertuliskan jamaah haji dengan bendera Indonesia tergeletak di ruang tengah.
Supinah sedang duduk di atas gelaran tikar di ruangan itu, sembari mempersiapkan semua hal yang diperlukan untuk beribadah ke tanah suci.
Ia tidak ingat, entah kapan terakhir berbicara dengan suaminya yang telah meninggal itu. Demikian ia memulai pembicaraan dengan jatimnow.com.
"Saya sendiri di sini, tidak punya anak. Suami sudah meninggal lama, saya tidak ingat," katanya setelah sempat berhenti beberapa menit hening.
Ia mengatakan, sejak kematian suaminya itu, hidupnya sebatang kara. Sejak saat itu, ia hidup secara mandiri, mulai dari masak, mengurus rumah sampai bekerja.
Setelah itu, dia tergerak untuk memulai menabung dari hasil sebagai buruh tani. Dari tabungan itu, ia resmi mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji (CJH) 2010 silam.
"Saya gak tahu apa-apa, yang jelas saya pasrah, sehingga didaftarkan diri oleh ibu guru yang dekat dengan rumah saya," katanya.
Baca juga:
Terserang Stroke, Kepulangan Satu Jemaah Haji Asal Blitar Tertunda
Ia pun mengucap syukur terus menerus, karena resmi berangkat tahun ini. Padahal, seharusnya ia bisa berangkat tahun depan.
Namun, karena permintaan kompensasi umur, Kemenag setempat mengabulkan Supinah berangkat haji tahun ini. Keputusan itu sontak mengundang air mata bahagia Supinah.
Meskipun fisiknya melemah, tapi tidak mengurangi tekadnya untuk tetap berangkat haji tahun ini. Terbukti, ia tidak pernah absen mengikuti serangkaian kegiatan persiapan pemberangkatan haji, mulai dari tes kesehatan hingga manasik haji yang diselenggaran Kemenag setempat.
Keikhlasan dan kepasrahan menjalankan haji, tercermin dari wasiat yang telah diberikan kepada keponakannya untuk menempati tempat tinggalnya jika dia dipanggil saat menjalankan ibadah haji.
Baca juga:
217 Jemaah Haji Kloter 30 Tiba di Probolinggo
‘’Nanti pakai kursi roda, karena sudah tua, jalan ke depan rumah saja saya sudah capek,’’ pungkasnya.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Arif Ardianto
URL : https://jatimnow.com/baca-4889-menengok-persiapan-mbah-supinah-yang-naik-haji-dari-hasil-buruh-tani