Mojokerto - Pencarian Raffi Dimas Baddar (21) pendaki yang dilaporkan hilang di Bukit Krapyak Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto terus dilakukan.
Basarnas, BPBD Kabupaten Mojokerto, Perhutani, Polsek, Koramil Pacet, Polhut Tahura Raden Soerjo serta unsur relawan mencari keberadaan remaja asal Desa Pekoren, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan tersebut belum membuahkan hasil.
Tim gabungan yang mencari mahasiswa Universitas Wijaya Putra, Surabaya telah memperluas area pencarian hingga radius 30 kilometer, Rabu (13/9/2022).
Komandan Tim Basarnas Surabaya, Octaviano mengatakan, telah melakukan asesmen dan mengumpulkan data kondisi geografis terutama di lokasi korban hilang untuk kepentingan proses pencarian di kawasan Bukit Krapyak.
"Kita sudah melakukan pemetaan dan asesmen untuk proses pencarian," kata Komandan Tim Basarnas Surabaya, Octaviano, Rabu (14/09/2022).
Ia menambahkan, untuk personel pencarian dibagi setelah dilaksanakan asesmen titik-titik dugaan keberadaan korban.
Baca juga:
Video: Pendaki Bukit Krapyak Mojokerto yang Hilang Ditemukan Tewas
"Tim Basarnas ada tujuh orang untuk saat ini kita laksanakan asesmen dulu yakni perkiraan hilangnya korban, perkiraan target atau korban ini berada dan nantinya rekan-rekan yang disini kita bagi berapa SRU yang sudah ditentukan untuk pencarian," jelasnya.
Menurut Octaviano, pencarian pendaki yang sempat bertemu dengan teman-temannya setelah salat subuh itu akan dilakukan selama tujuh hari sejak laporan kehilangan.
"Sesuai SOP tujuh hari pencarian dan untuk dari Basarnas karena baru berangkat hari ini maka kita hitung hari pertama," ujar dia
Baca juga:
5 Fakta Pendaki Bukit Krapyak Mojokerto Hilang hingga Ditemukan Tewas di Jurang
Sementara itu, Asper Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Pasuruan, Margono menjelaskan, area kamping ground bukit Krapyak, Pacet ditutup sementara.
"Ditutup sementara, fokus ke pencarian korban dulu sampai pemberitahuan lebih lanjut," pungkasnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-49869-hari-ke4-mahasiswa-hilang-di-bukit-krapyak-mojokerto-belum-ditemukan