Pixel Codejatimnow.com

Asal-usul Patung Singa Tegar Jawara yang Jadi Saksi Bisu Tragedi Kanjuruhan

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Titan
Singa Tegar Jawara di sisi Barat Stadion Kanjuruhan.(Foto: Setya for jatimnow.com)
Singa Tegar Jawara di sisi Barat Stadion Kanjuruhan.(Foto: Setya for jatimnow.com)

jatimnow.com - Jika Anda mendatangi Stadion Kanjuruhan, sisi Barat ada Patung Singa Tegar Jawara yang menjadi titik kumpul masyarakat untuk mendoakan korban tragedi Kanjuruhan.

Patung tersebut merupakan saksi bisu peristiwa pada 1 Oktober 2022. Masyarakat pun selalu menundukkan kepala sembari menengadahkan tangan untuk mengucap beberapa kalimat doa.

Singa Tegar Jawara seakan menjadi monumen penghormatan bagi ratusan nyawa yang melayang dalam Tragedi Kanjuruhan. Meski begitu, banyak yang belum tahu tentang patung Singa Tegar Jawara yang diresmikan pada 11 Agustus 2022 bertepatan dengan HUT ke-35 Singo Edan.

Bupati Malang H.M. Sanusi menjelaskan, anggaran pembangunan patung setinggi 7 meter itu sebesar Rp500 juta bersumber dari CSR salah satu perusahaan rokok di Malang.

"Pembuat patung yaitu Timbul Raharjo seniman asal Solo. Patung dengan bentuk kepala Singa menjadi ikon kebanggaan Arema," ujarnya, Rabu (12/10/2022).

Singa Tegar Jawara memiliki bobot kurang lebih 800 kilogram. Terdiri dari berat aluminium dan cor kurang lebih 800 kilogram dengan pengerjaan kurang lebih 2,5 bulan.

Baca juga:
Pria Bersepeda Bawa Keranda dari Batu Disambut Bonek di Surabaya, Ini Pesannya

Kemudian asal nama Tegar Jawara lahir dari pemikiran Aremania. Para suporter yang merumuskan nama patung singa di Stadion Kanjuruhan tersebut. Patung Singa Tegar menjadi ikon kebanggaan Aremania.

"Singa Tegar membawa makna jiwa ksatria, loyalitas tanpa batas, dan cinta damai. Tiga hal itu yang selalu didengungkan pada jutaan Arek Malang dan pendukung setia Arema," paparnya.

Patung singa bermahkota itu diharapkan menjadi motivasi bagi klub kebanggaan Arema, juga para pendukungnya. Tegar menjadi bagian dari semangat dan komitmen Arek Malang akan jiwa ksatria, loyalitas tanpa batas, dan cinta damai.

Baca juga:
Skuat Arema FC Gelar Doa Bersama di Kanjuruhan Jelang Kick Off Liga 1

"Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 menjadi momentum perubahan ke arah lebih baik, tanpa melupakan sejarah kelam sebagai pengingat," harapnya.

Sementara itu, pembuat patung Timbul Rahardjo menceritakan bahwa membuat patung dengan memakai pendekatan seni kubisme dalam mewujudkannya.

"Jadi patung singa Kanjuruhan itu terbuat dari aluminium pada bagian kepalanya, dan landasannya berbahan semen. Patung dibuat dengan teknik cor logam aluminium," kata Dekan Fakultas Seni Rupa ISI tersebut.