Pixel Codejatimnow.com

Jalur Utama Pacitan-Trenggalek Lumpuh Akibat Longsor

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Longsor di Jalur Nasional Pacitan-Trenggalek (Foto: Doyok for jatimnow.com)
Longsor di Jalur Nasional Pacitan-Trenggalek (Foto: Doyok for jatimnow.com)

jatimnow.com - Jalur utama Pacitan-Trenggalek putus total akibat tertimbun longsor, Kamis (13/10/2022).

Longsor terjadi di Kilometer 36 Dusun Sidorejo, Desa Cangkring, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan.

Dari data yang dihimpun, tebing yang longsor itu setinggi 50 meter. Material longsor berupa tanah bercampur bebatuan dan pohon menutup penuh badan jalan sepanjang 100 meter, dengan ketinggian 25 meter.

"Hujan deras dari Selasa malam hingga hari ini (Kamis) mengguyur sini (Kecamatan Ngadirojo)," ujar warga setempat, Syahroni.

Karena hujan itu, kata dia, menyebabkan tebing dengan struktur tanah labil yang berada di sisi jalan tersebut longsor.

"Kemungkinan karena tanah tebing labil dan tak kuat menahan debet air sehingga tanahnya longsor. Material tanah longsor campur bebatuan dan membawa pepohonan menutup total badan jalan," terangnya.

Baca juga:
Jalan Raya Ponorogo-Pacitan Km 225 Longsor, Pemudik Harus Waspada!

Sementara, Sisca Maharani, seorang siswa sekolah menambahkan, akibat longsor, untuk akses lalu lintas dari arah Pacitan melalui Kecamatan Tulakan menuju Kabupaten Trenggalek tidak bisa dilalui kendaraan roda dua, empat bahkan pejalan kaki. Sejumlah pelajar bahkan tidak sekolah karena tidak ada jalan lain menuju sekolah.

"Untuk arus lalu lintas, baik dari arah Pacitan-Trenggalek atau sebaliknya lumpuh total. Selain itu akses pendidikan, perekonomian dan kesehatan warga ikut terhambat," tambahnya.

Upaya untuk pembukaan jalur masih belum sepenuhnya dilakukan. Petugas terkendala dengan pembuangan material serta cuaca terus diguyur hujan dan antisipasi longsor susulan.

Baca juga:
3 Rumah di Tebing Bengawan Solo Bojonegoro Terancam Longsor, Pemkab Siapkan Relokasi

Bergotong-royong masyarakat setempat dan relawan akan membuat jalur alternatif melalui pemukiman warga agar setidaknya ekonomi warga dan anak sekolah tetap bisa berjalan.