Pixel Codejatimnow.com

Peningkatan Kompetensi dan Pemerataan Guru PLB Dibahas dalam Munas APOI

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Munas ke-V APOI di Unesa (Foto: Fahrizal Tito/jatimnow.com)
Munas ke-V APOI di Unesa (Foto: Fahrizal Tito/jatimnow.com)

jatimnow.com - Asosiasi Profesi Ortopedagok Indonesia (APOI) yang merupakan wadah para pakar disabilitas se Indonesia menggelar musyawarah nasional (munas) ke-V di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Jalan Lidah Wetan, Minggu (23/10/2022).

Munas tersebut digelar untuk membuat program kerja serta menyiapkan formulasi penguatan kompetensi guru dan proses pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unesa yang juga terpilih sebagai Ketua APOI, Sujarwanto mengungkapkan, formulasi yang disiapkan dalam menyesuaikan tantangan sekarang ini, salah satunya mengenai terbatasnya guru Pendidikan Luar Biasa (PLB).

"Selama ini guru reguler lebih banyak mendampingi anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam belajar, dibanding guru PLB," ujar Sujarwanto di sela-sela Munas.

Sujarwanto menjelaskan, perguruan tinggi di Indonesia yang telah menyediakan program studi pendidikan guru PLB, masih sebatas 23 perguruan tinggi saja. Sehingga pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan pendataan jumlah guru PLB ini.

"Tapi itu akan menjadi prioritas kami dalam program ini. Sebarannya tidak merata. Karena itu, dalam program lima tahun kedepan, kami akan membuat regulasi untuk membantu pemerintah dalam rangka memfasilitasi dan mendampingi ABK sejak TK hingga siap terjun di dunia industri," ujar dia.

Baca juga:
Dukungan HIPMI Jatim untuk Bagas Adhadirgha Sebagai Ketum BPP Periode 2022-2025

Dalam merealisasikan itu, lanjut Sujarwanto, selain telah menyiapkan toolkit untuk bahan dalam pengembangan kompetensi PLB, pihaknya juga akan membentuk APOI di tiap daerah dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kemendikbud Ristek, provinsi dan pemkab/pemkot.

"Selama ini memang untuk menangani ABK itu terbatas sekali. Guru-guru yang reguler itu yang perlu kita kuatkan. Maka kita akan mengacu konsepnya Mas Menteri yaitu merdeka belajar," ujarnya.

"Nanti akan kita kolaborasikan dengan kementerian baik pusat, provinsi maupun daerah untuk mewujudkan Sinergi. Untuk pemerataan, dibuatkan database berisi jumlah guru PLB dan jumlah kebutuhan lembaga yang membutuhkan, ini mempermudah menganilasa sebaran (kebutuhan guru)," tambah dia.

Baca juga:
SIG Dukung Musyawarah Nasional Ikatan Arsitek Indonesia

Dia menambahkan, juga akan melakukan pendampingan kepada ABK yang belum memeliki pekerjaan. Sebab dari 15 juta peduduk disabilitas, yang sudah mendapatkan pekerjaan hanya sekitar 5 juta orang.

"Kita akan mendampingi itu, jadi di samping itu kami juga akan melakukan pendampingan-pendampingan lainnya salah satu programnya. Kita buat regulasi bersama teman APOI untuk memfasilitasi mendampingi orang dengan disabilitas dari TK hingga masuk dunia kerja," tandas Sujarwanto.