jatimnow.com - Humas Pabrik Gula Modjopanggoong, Aziz Rahman mengakui limbah bercampur banjir yang terjadi di pemukiman warga memang dari pabriknya. Namun, pihaknya memastikan bahwa limbah tersebut aman.
Limbah ini berasal dari air jatuhan pendingin ketel. Temperatur air tersebut memang hangat dan mengeluarkan bau tak sedap.
Menurut Aziz, kejadian ini baru pertama kali. Limbah yang meluap ke pemukiman warga dan bercampur dengan banjir, disebabkan akibat tingginya debit air Sungai Song. Sehingga limbah yang keluar tidak bisa mengalir ke selatan, akibat debit air Sungai Song tinggi.
"Kami akan segera mengecek ke lokasi, apakah ada penyumbatan di saluran pembuangan. Selain itu, kami akan koordinasi dengan wilayah hingga desa untuk mengatasi dampak ini," pungkasnya.
Baca juga:
Pemuda di Sidoarjo Ciptakan Miniatur Kapal, Terinpirasi dari Sampah TPA Jabon
Diberitakan sebelumnya, ratusan rumah warga di dua desa, Kecamatan Kauman, Tulungagung, terendam banjir bercampur limbah yang diduga berasal dari PG Modjopanggoong.
Banjir bercampur limbah, membuat air berwarna hitam, berbau tidak sedap dan mengeluarkan asap karena suhunya tinggi. Warga mengeluh karena hingga saat ini belum ada penanganan dari pihak pabrik. Mereka berharap air limbah ini tidaj lagi masuk ke kawasan pemukiman warga.
Baca juga:
Warga Tulungagung Tolak Pembangunan Cold Storage, Khawatir Bau Limbah
Salah satu warga terdampak, Siti Heni Setyowati (28) mengatakan, banjir yang bercampur dengan limbah sudah terjadi sejak Jumat (21/10/2022) lalu.
Banjir bercampur limbah ini sempat surut sehari kemudian. Namun banjir terjadi lagi pada Minggu (23/10/2022). Banjir bercampur limbah ini bahkan masuk ke dalam rumah warga. Ketinggian air bervariasi hingg hampir 1 meter.