Pixel Codejatimnow.com

112 Ponpes di Ponorogo Deklarasi Pesantren Ramah Anak

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Penandatangan Deklarasi Ponpes Ramah Anak di Ponorogo (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Penandatangan Deklarasi Ponpes Ramah Anak di Ponorogo (Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)

jatimnow.com - 112 pondok pesantren (ponpes) di Ponorogo menggelar deklarasi Pesantren Ramah Anak, Jumat (4/11/2022).

Mereka berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi hak dan memberikan perlindungan terhadap anak. Deklarasi disaksikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga di Pendopo Ponorogo.

"Ponoroyo merupakan kota santri sebagai basis keberadaan ponpes," ujar Bintang kepada media usai deklarasi.

Bintang menyakini, jauh sebelum deklarasi, ponpes telah melaksanakan komitmen tersebut. Karena itu, dia berharap adanya peningkatan layanan ramah anak di lingkungan pesantren masing-masing.

Dia menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Bupati Sugiri Sancoko dan Pemkab Ponorogo yang telah membantu memfasilitasi bertemu pendiri dan pengasuh 112 ponpes itu.

"Hari ini kami kementerian menyampaikan terima kasih kepada bupati membantu fasilitasi bertemu pendiri, pengasuh 112 ponpes di Ponorogo untuk bersama-sama mendeklarasikan komitmen mewujudkan pesantren ramah anak," papar Bintang.

Menurutnya, ponpes ramah anak menjadi salah satu cara menurunkan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dan merupakan perwujudan salah satu poin dari 5 arahan prioritas Presiden Jokowi kepada Kementerian PPPA.

Baca juga:
Masyarakat Tepi Hutan Bojonegoro Yakin Prabowo-Gibran Menang 1 Putaran

Berdasarkan survei 2021 lalu, menyatakan bahwa 4 dari 10 anak perempuan dan 3 dari 10 anak laki-laki mengalami kekerasan.

"Kami dapat lima arahan prioritas dari presiden, salah satunya menurunkan kekerasan terhadap perempuan dan anak," ujarnya.

Sementara Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyatakan, deklarasi tersebut merupakan kesepakatan bersama sebagai solusi menangkal, mencegah dan antisipasi segala bentuk kekerasan terhadap anak.

Dia menyebut, jumlah santri di Ponorogo tidak kurang dari 40 ribu. Dari jumlah itu, 90 persen merupakan anak-anak.

Baca juga:
Relawan Santri Nderek Kiai Bojonegoro Optimis Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran

"Ini bukti bahwa lingkungan pesantren berperan penting menciptakan suasana teduh bagi anak, mengembangkan prestasinya dan mencetak generasi penerus bangsa," terang Kang Giri-sapaan bupati.

Kepala Dinas Sosial-PPPA Ponorogo, Gulang Winarno menambahkan, gerakan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan tanggung jawab seluruh elemen. Mulai dari pemerintah, pesantren, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, orang tua dan masyarakat.

"Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh ponpes dan elemen masyarakat yang telah berkomitmen bersama-sama memberantas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak," pungkasnya.