Pixel Codejatimnow.com

Desa Wisata Keling Kediri: Peradaban Masa Lampau dan Eksotisme Pesona Alam

Editor : Rochman Arief  Reporter : Yanuar Dedy
Atraksi seru di Kali Kembangan bisa memberikan sensasi wisata di Desa Keling. (foto: instagram dewatakeling)
Atraksi seru di Kali Kembangan bisa memberikan sensasi wisata di Desa Keling. (foto: instagram dewatakeling)

jatimnow.com - Desa Wisata Keling menjadi satu dari sepuluh desa wisata yang baru saja meraih prestasi. Yakni meraih penghargaan dalam ajang Festival Dewi Cemara 2022 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ada apa saja di sana?

Desa Wisata Keling, di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri menawarkan perpaduan peradaban desa masa lampau dan pesona alam yang eksotis.

Di desa ini terkenal dengan keberadaan Pondok Pesantren Tua Ringinagung. Di pesantren ini Anda bisa menikmati suasana pesantren masa lampau. Di dalamnya terdapat masjid tua khas Mataraman yang berusia lebih dari 100 tahun.

Suguhan kuliner kas pedesaan berupa nasi ampok sayur lompong, bolu plemben, kunyit asam, klepon, dan sawut yang dibalut keramahan penduduk desa, menjadikan wisata ini berbeda. Anda juga bisa merasakan sensasi menginap di kawasan lereng Gunung Kelud dan menjadi bagian dari warga desa. Berkeliling persawahan dan panen bersama.

Desa Wisata Keling juga memiliki masjid tua yang sudah berumur 100 tahun. (foto: instagram dewatakeling)Desa Wisata Keling juga memiliki masjid tua yang sudah berumur 100 tahun. (foto: instagram dewatakeling)

Keling menurut Saputro, Pokdarwis Bhumi Kalingga Desa Keling, menyebutkan desa kuno yang diawali dari legenda keberadaan Kerajaan Kalingga. Kerajaan ini pernah berjaya di Jawa Timur sebelum berpindah ke pesisir pantai utara Jawa Tengah.

Setelah berpindah, Keling tak langsung hilang. Saat kejayaan Kerajaan Majapahit, wilayah ini masih menjadi negara bagian yang dinamakan Bhre Keling.

“Jejak bukti peradaban masa lampau itu terpendam di kedalaman di bawah permukaan tanah. Hal itu akibat dampak letusan periodik Gunung Api Kampud atau saat ini disebut Kelud,” kata Didin Saputro, Minggu (6/11/2022).

Salah satu bukti peradaban itu adalah keberadaan sejumlah arung kuno, instalasi keairan purba dan gua Jegles.

Baca juga:
Durensewu Kondang, jadi Kontrol Sosial, DPRD Bojonegoro Sidak Tambang Kapur

Gua Jegles, merupakan rekahan raksasa yang eksotis. Gua ini mulai dibuka tahun 2019, seiring upaya Pemerintah Desa Keling dan para pemuda mengembangkan perekonomian melalui desa wisata.

Desa Wisata Keling juga menawarkan wisata atraksi di Kali Kembangan. Di kali ini, Anda bisa menikmati atraksi susur sungai menggunakan ban sejauh 2,5 Kilometer.

Pemandangan di Kali Kembangan Desa Wisata, Kabupaten Kediri. (Foto:Yanuar Dedy/jatimnow)Pemandangan di Kali Kembangan Desa Wisata, Kabupaten Kediri. (Foto:Yanuar Dedy/jatimnow)

Tentu saja dengan suguhan pesona alam yang luar biasa di sepanjang aliran sungai, yang membelah desa ini. Tak ketinggalan edukasi kuliner serta wisata seni dan budaya.

“Alhamdulillah dengan apresiasi dan penghargaan Dewi Cemara dari gubernur dapat memberikan semangat bagi kami untuk terus berinovasi, mengembangkan desa wisata kami,” lanjutnya.

Baca juga:
Sukses Kelola Aset, Durensewu Kondang jadi Desa Wisata di Pasuruan

“Penghargaan ini tak lepas dari peran pemuda desa, masyarakat, pokdarwis, dan Pemdes Keling, yang dimotori Gus Rofi' sebagai pembina. Kami sejak awal punya visi-misi mengembangkan konsep pariwisata dengan memanfaatkan kearifan lokal,” urai Didin Saputro.

Selain itu, tambah Didin, perkembangan Desa Wisata Keling juga tak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Kediri. Baik melalui pelatihan-pelatihan maupun promosi ke luar daerah. Termasuk perbaikan akses wisata.

Saat ini seluruh lokal guide di Desa Wisata Keling sudah bersertifikasi dan siap mengantar Anda menjelajah desa dengan jalan aspal yang sudah mulus.

Desa ini berada di 30 kilometer dari Stasiun Kediri. Bisa juga melalui Stasiun Jombang yang berjarak 31 kilometer, 8 kilometer dari Kampung Inggris, 50 kilometer dari Kota Wisata Batu, serta berjarak 100 kilometer dari Bandara Juanda. Menarik, kan?