Pixel Codejatimnow.com

Jejak Prostitusi Surabaya

Kremil Pernah Jadi Lokalisasi Terbesar di Surabaya Sebelum Dolly

Editor : Rochman Arief  Reporter : Rama Indra S.P
Salah satu sudut Jalan Kremil yang pernah menjadi lokalisasi tertua kedua di Surabaya. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)
Salah satu sudut Jalan Kremil yang pernah menjadi lokalisasi tertua kedua di Surabaya. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)

jatimnow.com - Munculnya lokalisasi pertama di Pelabuhan Tanjung Perak pada tahun 1910 terus berkembang. Kali ini sentra lokalisasi awal di Surabaya bergeser ke Kremil. Adapun jarak dari Tanjung Perak ke Kremil tidak terlalu jauh.

Lokalisasi ini merupakan daerah yang berada di Jalan Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Surabaya bagian Utara. 

Selain tersohor, Kremil juga sempat menyandang status sebagai lokalisasi terbesar pertama. Atau setelah lokalisasi pertama di Surabaya yang muncul di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.

Sejarawan Surabaya, Yatim Subhakti mengatakan bahwa jejak prostitusi Surabaya pada tahun 1940, ada di Kremil.

“Kremil destinasi prostitusi besar pertama di Surabaya pada tahun 1940, sebelum adanya Dolly,” kata Yatim kepada jatimnow.com.

Dari situ, jatimnow.com mencoba menyisir sepanjang area Kremil, di Jalan Tambak Asri RW VI, Kelurahan Morokrembangan.

Hasilnya, masih terdapat sejumlah titik warung karaoke yang menjual minuman keras dangan pramusaji setengah tua.

Ketua RW VI Kelurahan Morokrembangan, M. Zainul Abidin, pihaknya mengatakan, bahwa aktivitas prostitusi sudah tidak ada sejak 2012 lalu dan telah ditutup total.

Balai RW di kawasan Kremil. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)Balai RW di kawasan Kremil. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)

“Keberadaan warung karaoke dan cafe kita mewaspadai. Apabila terdapat kegiatan-kegiatan prostitusi kami akan kenakan sanksi adat,” kata Zainul, Jumat (25/11/2022).

“Harus ada komitmen dan detail terhadap praktik prostitusi di sini” imbuh Zainul Abidin.

Hanyut dalam pembicaraan seputar Kremil di masa lampau, Zainul bercerita tentang padatnya aktivitas protitusi sebelum ditutup oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Baca juga:
DPRD Surabaya Usulkan Keterlibatan Milenial dalam Pengembangan Industri Kreatif Dolly

"Jumlahnya ada sekitar 500 sampai 700 PSK, sedangkan mucikari sekitar 200-an,” Zainul menambahkan.

Jumlah pekerja seks komersial (PSK) layaknya menjamur dan aktivitasnya tersebar, mulai dari gang masuk Jalan Tambak Asri RW VI hingga sampai ujung sisi selatan Jalan Tambak Asri.

Taksiran pastinya, di sepanjang Jalan Tambak Asri, dimulai dari RT 01 sampai RT 44, dan setiap gang ada, yakni di gang 1 hingga gang 25 menjadi tempat praktik prostitusi.

Zainul ingat betul, bahwa praktik PSK dan mucikari itu sudah ada sejak sebelum ia lahir. Adapun lokasi paling terkenal di Kremil untuk transaksi adalah di lapangan belakang balai RW VI. Lokasi ini dulu disebut sebagai Lapangan Sapi.

Pintu gerbang kawasan Kremil di Jalan Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Surabaya. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)Pintu gerbang kawasan Kremil di Jalan Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Surabaya. (foto: Rama Indra/jatimnow.com)

“Sebagai tempat transaksi antara konsumen dengan PSK dan Mucikari, Lapangan Sapi memiliki arti, yaitu Lapangan Transaksi Pramunikmat,” ungkapnya.

Baca juga:
Kembangkan Literasi, PCU Gelar Pengabdian Masyarakat di Taman Bacaan Gang Dolly

Menurut Zainul, kategori prostitusi Kremil masuk dalam kelas menengah ke bawah, karena pelakunya (PSK) dari wanita-wanita STW (setengah tuwo) atau sudah berumur.

Demikian para PSK Kremil juga ada di wisma-wisma dan rumah-rumah bordil. Dan ada kalanya juga PSK berkeliling mencari pelanggan

Lebih dalam, alasan mengapa para PSK mau terjun ke dunia seperti itu, menurut pengamatan Zainul ada tiga sebab, ekonomi, broken home, dan broken heart.

Untuk itu, pada tahun 2012, pengurus RW VI bersama dengan kepedulian masyarakat setempat sepakat menutup lokalisasi Kremil. Alasan utamanya sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak.

“Anak-anak adalah generasi penerus, agar tidak tereksploitasi maupun terdiskriminasi, di lingkungan manapun mereka berada,” pungkasnya.