Pixel Codejatimnow.com

Jejak Prostitusi Surabaya

Kisah Prostitusi Cemoro Sewu dan Makam Kembang Kuning Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Rama Indra S.P
Kompleks Makam Kembang Kuning Surabaya (Foto: Rama Indra/jatimnow.com)
Kompleks Makam Kembang Kuning Surabaya (Foto: Rama Indra/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kompleks Makam Kembang Kuning juga menjadi salah satu tempat prostitusi legendaris di Surabaya. Lokasinya berada di Kelurahan Pakis, Kecamatan Sawahan.

Dari penelusuran jatimnow.com pada Minggu (27/11/22) malam, di balik temaram lampu makam, beberapa pekerja seks komersial (PSK) wanita maupun waria masih terlihat menunggu pelanggan.

Mereka ada yang duduk dan berdiri berada di sela-sela bangunan makam. Maklum saja, tempat ini sering menjadi jujugan anggota Satpol PP Kota Surabaya saat melakukan operasi yustisi.

Saat dini hari tiba, aktivitas tukar gairah antara PSK dan para pelanggan pun berlangsung.

Pelanggan yang umumnya memakai motor berlahan melepas tarikan gasnya karena melihat tubuh seksi dari kejauhan, ketika menoleh ke kanan dan ke kiri. Pelan-pelan pelanggan mengincar tipe yang cocok untuk diajak bercinta.

Suasana Makam Kembang Kuning tidak begitu horor, karena selalu ramai lalu lalang kendaraan. Bahkan deretan penjual kopi mengadu peruntungan di sana.

Salah seorang penjual kopi, Gh mengatakan, para PSK wanita dan waria akan ramai ketika jam 02.00 WIB tiba.

"Jam setengah dua belas belum ramai. Nanti memasuki jam dua dini hari baru ramai, biasanya begitu," ungkap Gh kepada jatimnow.com, Senin (28/11/2022) dini hari.

Menurutnya, harga sewa PSK wanita dan waria di sana saat ini Rp50 ribu.

Baca juga:
Wali Kota Eri Cahyadi Kumpulkan Personel, Berantas Segala Maksiat di Surabaya

Sambil menunjuk tiang lampu jalan, dia menjelaskan, batas batas mana lokasi mangkal waria dan mangkalnya PSK wanita.

"Tiang lampu PJU makam kedua itu batasnya. Kalau ke selatan mangkalnya waria. Sedangkan ke selatan sampai ketemu gapura itu wanita asli," tutur dia.

Mengenai asal-usul sejak kapan praktik prostitusi itu dimulai, dia mengaku kurang begitu paham. Yang jelas, 8 tahun lalu ketika dirinya membuka warung kopi, praktik esek-esek itu sudah ada.

Di tempat berbeda, Yusuf, mantan Ketua RW setempat menjelaskan, munculnya praktik prostitusi di Makam Kembang Kuning itu sebelum Tahun 1960-an.

Baca juga:
Tawarkan Prostitusi Online, Pria Muda Ini Diamankan Polresta Sidoarjo

"Sejak dulu memang ada, sehingga dibangun tembok tinggi pemisah antara kompleks makam dan perkampungan, sekitar pada Tahun 1940an," ungkap Yusuf.

Menurut Yusuf, wilayah itu disebut Kembang Kuning, karena dulu banyak tanaman bunga kenanga. Sedangkan runtut sejarah prostitusi itu dimulai saat adanya kawasan prostitusi yang disebut Cemoro Sewu.

"Dolly, Jarak, dan Moroseneng itu baru saja Tahun 1960an. Jauh sebelum itu ada yaitu Cemoro Sewu. Karena ada renovasi berdirinya Masjid Rahmat, Cemoro Sewu dibubarkan. Ada yang pindah di Dolly dan ada yang nyempal pindah di Moroseneng," beber dia.

Namun titik pasti dan berdirinya prostitusi Cemoro Sewu hingga kini belum juga ditemukan. Namun sejumlah tokok menduga, lokasinya berada di Sidokumpul, Kompleks Makam Kembang Kuning.