Pixel Code jatimnow.com

Warga Waru Resah Perbaikan Jalan di Sidoarjo Tak Tepat Waktu

Editor : Rochman Arief   Reporter : Zainul Fajar
Ditutupnya jalan raya tambak sawah karena perbaikan jalan meresahkan warga lantaran tidak ada jalan alternatif untuk roda empat. (foto: Binsar For jatimnow.com)
Ditutupnya jalan raya tambak sawah karena perbaikan jalan meresahkan warga lantaran tidak ada jalan alternatif untuk roda empat. (foto: Binsar For jatimnow.com)

jatimnow.com – Proyek perbaikan jalan di kawasan Jalan Raya Tambak Sawah, Waru, Sidoarjo mulai dikeluhkan warga. Masalahnya pengerjaan perbaikan jalan dipastikan melebihi batas waktu pemberitahuan.

Binsar Panjaitan, warga sekitar mengaku beberapa warga mempertanyakan terkait pengerjaan perbaikan jalan yang tak kunjung selesai.

“Ada banner berupa pemberitahuan bagi warga sekitar terkait perbaikan jalan. Di situ tertulis sampai 30 Nov 2022, tapi sampai tanggal yang tertulis, jalan masih belum rampung. Ini kapan selesainya?” ujar Binsar, Rabu (30/11/2022).

Dalam keterangannya, Binsar menyebutkan bahwa warga sekitar khususnya yang menggunakan roda empat mengaku kesulitan mencari jalan lain karena jalan raya tersebut menjadi satu-satunya akses untuk beraktivitas.

Baca juga:
Tingkat Kemantapan Jalan Turun, DPRD Jatim Minta Anggaran Infrastruktur Ditambah

“Semenjak proyek itu digelar pada 11 November 2022 kemarin, tidak ada jalan alternatif lain. Kalau warga yang memakai roda dua masih bisa lewat samping atau jalan kecil. Nah, untuk roda empat nggak ada jalan lain, terus terang kesusahan mencari akses jalan untuk beraktivitas,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan bahwa jalan yang dilakukan perbaikan tersebut adalah ruas jalan utama yang menghubungkan antara Kecamatan Sedati dengan Kecamatan Waru.

Baca juga:
Akses Bangkalan - Sampang Tersendat Akibat Perbaikan Jalan

Lebih lanjut, Binsar dan warga lain sebetulnya juga mendukung adanya perbaikan jalan yang dilakukan pemerintah. Namun warga hanya meminta dicarikan solusi, apabila satu ruas jalan ditutup. Minimal ada petunjuk menggunakan jalan alternatif lain.

“Padahal juga sudah banyak keluhan, tetapi dari pemerintah desa atau pemerintah terkait kok sepertinya tidak ada solusi,” pungkasnya.