jatimnow.com - Tiara Maleeha Robbani, bayi yang lahir tanpa tempurung atau batok kepala, saat ini diasuh seadanya oleh keluarga dengan serba terbatas di rumahnya Dusun Tanggur, Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo.
Dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo, dr Kautsar Pratusdia Eko Binuko menjelaskan bahwa kasus bayi tanpa tempurung kepala sangat jarang terjadi.
"Penyakit itu disebut anensefali," ujar dr Kautsar, Kamis (29/12/2022).
Dari data yang dia peroleh, kurang dari 15 ribu kasus per tahun. Bahkan di Ponorogo, dia menjelaskan baru ini terjadi bayi lahir tanpa tempurung kepala.
"Kalau penyebabnya bukan genetika. Jadi bukan keturunan," tegas dia.
Menurutnya, bisa jadi saat sang ibu mengandung kekurangan zat besi, asam folat hingga anemia. Bisa juga terkena infeksi selama hamil.
Infeksi itu, lanjut dr Kautsar, disebut TORCH (toxoplasma, rubella dan citomegalovirus). Infeksi TORCH itu menyerang ibu hamil pada usia 8 hari sampai akhir minggu ke- 7 kehamilan.
"Jadi ketika ada gangguan di masa itu, sangat mungkin bayi terlahir anensefali. Walaupun ibunya tidak merasa berat seperti batuk pilek ringan. Tetapi sebenarnya terserang infeksi TORCH," jelasnya.
Dia menyebut, deteksi bayi tanpa tempurung kepala bisa mulai trimester kedua. Dan bisa diketahui dengan cara USG.
Baca juga:
Antusiasme Warga Ikut Operasi Katarak hingga Bibir Sumbing Gratis Polda Jatim
Jika yang di Ponorogo, disarankan untuk melahirkan pada usia kandungan 7 bulan saat ketahuan. Itu juga merupakan keputusan terbaik versi dokter kandungan. Sebab memang jika sampai 9 bulan juga sama.
"Kemungkinan bertahan hidup kecil, karena tidak hanya tempurung otak saja yang tidak terbentuk tapi banyak bagian otak lainnya," bebernya.
Pada bayi yang mengalami anensefali, seringkali otaknya kekurangan sebagian atau seluruh serebrum, yaitu area otak yang bertanggung jawab untuk berpikir, melihat, mendengar, menyentuh, dan bergerak termasuk mengatur pola nafas dan denyut jantung.
"Jadi ketika nanti perkembangan otaknya sudah mengganggu sistem nafas dan denyut jantung maka bayi bisa terjadi henti nafas dan henti jantung hingga terjadi kematian," papar dr Kautsar.
Dia mengaku jika ada operasi nanti hubungannya dengan dokter spesialis bedah. Bisa saja dibuatkan tempurung kepala.
Baca juga:
Tiara, Bayi Tanpa Batok Kepala asal Ponorogo Dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya
"Tetapi ya itu, operasi itu ada resikonya. Terlebih masih bayi. Semua fungsi tubuh belum berkembang dan berfungsi sempurna," pungkasnya.
Sebelumnya, pada 7 September 2022 lalu, anak pertama Maya Mujayani dan Tulus Heri Siswono itu lahir di RSU Muslimat. Bayi perempuan itu diberi nama Tiara Maleeha Robbani.
Sesuai hasil USG, bayi itu lahir tanpa tempurung kepala. Ditambah sang bayi menderita bibir sumbing. Saat ini, bayi Tiara hanya minum susu formula.
Reporter: Ahmad Fauzani
URL : https://jatimnow.com/baca-54078-bayi-tanpa-batok-kepala-disebut-jadi-kasus-pertama-di-ponorogo