Pixel Code jatimnow.com

Carok di Lekok Pasuruan Dipicu Dendam Lama Persaingan Pilkades

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Moch Rois
ilustrasi
ilustrasi

jatimnow.com - Kapolsek Lekok, Polres Pasuruan Kota, AKP Agung Sujatmiko mengungkapkan dendam lama akibat pemilihan kepala desa (Pilkades) jadi bumbu pemicu carok yang mengakibatkan 3 orang terluka parah.

Beberapa jam sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, Supardi (40) warga Dusun Tlogo, Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, bertemu dengan Sugiantoro, warga Dusun Jatisari, Desa Sumberdawesari, Kecamatan Grati, di simpang tiga Alastlogo.

Pertemuan dua seteru lama yang sebelumnya beda pilihan dukungan saat Pilkades, membuat Supardi dan Sugianto terlibat cekcok.

"Cekcok mulut di simpang Alastlogo itu, menyebabkan Supardi memukul Sugianto. Silvi, istri dari Sugianto yang melerai membuat perkelahian tidak terjadi. Kemudian Sugianto dan Silvi pulang ke rumah Sumberdawesari," jelas AKP Agung Sujatmiko, Jumat (27/1/2023).

Sesampainya di rumah, keluarga Sugianto yang mendengar cerita pemukulan yang dilakukan Supardi terhadapnya, sontak membuat banyak kerabat dari Sugianto yang marah. Seketika itu memutuskan untuk menghabisi Supardi.

Baca juga:
Duduk Perkara Pengeroyokan Saksi Paslon Jimad Sakteh di Sampang

Dipimpin Sugiantoro, M Barham, Sugianto (orang yang dipukul Supardi), Soleh dan Saihul langsung membawa celurit dan parang menuju ke rumah Supardi.

5 orang bersaudara itu kemudian bertemu dengan Supardi yang hendak berziarah ke makam keluarga sekitar pukul 17.30 WIB, Kamis (26/1).

Carok pun kemudian pecah. Sugiantoro dan M Barham langsung menyerang menggunakan celurit dan golok. Supardi yang terkena tiga sabetan dua senjata tajam celurit dan parang, terus melawan hingga merebut senjata celurit milik Sugiantoro dan kemudian membacokkan ke kepala M Barham dan punggung Sugiantoro.

Baca juga:
Respons KPU Jatim soal Tewasnya Saksi Paslon Jimad Sakteh di Sampang

Supardi, Sugiantoro dan M Barham yang masing-masing terluka parah kemudian dilerai oleh dua orang kepala kampung. Warga kemudian mengevakuasi mereka ke RSUD Grati untuk mendapat pertolongan medis.

"Mereka yang bertikai ini memiliki dendam lama, saat beda dukungan ketika Pilkades. Setelah cekcok berujung pemukulan, kemudian berkembang menjadi perkelahian," tandasnya.