Pixel Code jatimnow.com

Yuk, Mampir di Museum Gubug Wayang Kota Mojokerto

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Achmad Supriyadi
Koleksi wayang di Museum Gubug Wayang. (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)
Koleksi wayang di Museum Gubug Wayang. (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Jika anda sedang singgah di Kota Mojokerto dan mencari referensi tempat wisata, Museum Gubug Wayang mungkin bisa jadi pilihan.

Museum Gubug Wayang merupakan salah satu tempat yang menampilkan seni, budaya dan etnografi.

Lokasi yang berada di Jalan RA Kartini, Lingkungan Mergelo, Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon ini mudah dijangkau oleh para pelancong.

Museum didirikan untuk menjaga kelestarian budaya bangsa Indonesia. Wisatawan bisa melihat beberapa warisan budaya Indonesia seperti wayang, gamelan atau alat musik tradisional, permainan anak, topeng dan banyak lainnya.

Museum Gubug Wayang ini didirikan oleh Yensen Project Indonesia sebagai bentuk rasa peduli terhadap seni dan keberagaman budaya Indonesia. Rasa cinta dan bangga dengan beraneka ragam budaya ini salah satu semangat untuk menjaga dan melestarikannya.

"Museum Gubug Wayang diresmikan tanggal 15 Agustus 2015 oleh sang maestro, dalang, dongeng yakni Bapak Suyati alias atau banyak dikenal Pak Raden di serial Si Unyil," kata Tour Leader Museum Gubug Wayang Sa'dan, Senin (30/1/2023).

Baca juga:
Ketua Komisi E DPRD Jatim Dorong Digitalisasi Museum Mpu Tantular

Museum Gubug Wayang di Mojokerto. (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)Museum Gubug Wayang di Mojokerto. (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)

Wisatawan bisa masuk ke Museum Gubug Wayang hanya Rp25 ribu untuk dewasa dan Rp20 ribu bagi anak-anak. Sedangkan untuk hari Sabtu-Minggu atau hari libur Rp30 ribu untuk dewasa dan Rp25 ribu untuk anak-anak.

"Bagi sekolah, korporasi dalam jumlah banyak atau rombongan harga tiket akan lebih terjangkau," ujarnya.

Baca juga:
Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Adventure, Wisata Petualangan di Desa Paspan

Menurut Sa'dan, pada hari Sabtu, Museum Gubug Wayang pembacaan tembang macapat dari salah satu pelestari kebudayaan yakni grup Pudak Wangi.

"Kalau Sabtu pagi, kami rutin mengadakan tembang mocopat yang dibawakan oleh tiga orang dari Pudak Wangi. Harapan kami kebudayaan ini bisa tetap lestari dan anak muda bisa tahu jika budaya Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam," pungkasnya.