Pixel Codejatimnow.com

Disangka Petir, Ternyata Ledakan dari Kantor Percetakan yang Terbakar

Saksi mata Muji (pakai sarung, berkaos hitam) saat ngobrol bersama teman satu mess.
Saksi mata Muji (pakai sarung, berkaos hitam) saat ngobrol bersama teman satu mess.

jatimnow.com - Kobaran api yang membuat bangunan CV Mataram Offset Printing, Jalan Kapas Madya Barat Gg 1 No. 8 Surabaya, ludes, ternyata merembet.

Api juga menyambar lantai atas rumah nomor 6, yang berada tepat disamping gudang tersebut.

Rumah itu merupakan mess pekerja perusahaan catering. Salah satu yang menempati adalah Muji (32), istri dan anaknya yang masih berumur 9 tahun.

Dalam pengakuannya, Muji menyebut bahwa dirinya lah yang pertama kali melihat gudang printing itu terbakar.

"Saya tidur di lantai atas mess bersama istri dan anak saya. Sekitar pukul 02.00 Wib, saya mendengar satu kali ledakan dan bunyi rintik-rintik. Saya kira itu suara petir kemudian hujan," aku pria asal Bangkalan Madura ini kepada jatimnow.com, Sabtu (10/3/2018).

Namun, dugaan Muji ternyata salah. Istrinya berteriak, 'kebakaran yah'. Muji sontak berdiri dan turun ke lantai dasar kemudian keluar mess.

Baca juga:
Kebakaran Rumah di Tambak Sumur Sidoarjo, 1 Orang Luka Berat

Dia melihat kobaran api tepat di tengah gudang printing itu. Dia kembali naik ke atas mess dan berteriak agar semua penghuni mess keluar.

"Ada 9 orang yang tidur di mess," sambungnya.

Muji akhirnya turun dan keluar mess sambil menggendong anaknya. Dia tidak sempat membawa apa-apa kecuali pakaian yang menempel di tubuhnya. Begitu pula istri, anaknya dan semua penghuni mess. Sebab, api mulai menyambar mess bagian atas. Tiga kamar dan satu gudang yang ada di lantai atas mess.

Baca juga: Terbakar Hebat, Bangunan Percetakan Luluh Lantak

Baca juga:
Fakta Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto

"Semua barang kami habis. Ini saja, sarung dan kaos, saya pinjam. Ada uang, tiga BPKB dan STNK yang belum kami temukan. Tapi alhamdulillah, nyawa kami semua selamat," ungkap Muji dengan logat khas Madura.

Saat ini, Muji dan kawan-kawannya diliburkan. Wajah Muji juga masih nampak pucat. Raut sedih terlihat dari wajahnya. Muji hanya berharap, ada ganti rugi atas kejadian yang menimpa dirinya juga teman-temannya.

"Kami masih belum bisa bereskan puing-puing di lantai atas. Kami masih bingung dan tidak menyangka," tutup pria yang menempati mess sejak tahun 2000 itu.

Reporter: Narendra Bakrie
Editor: Arif Ardianto