Pixel Codejatimnow.com

Teliti Eksim Langka, Dosen ITS Raih Beasiswa Postdoctoral Jerman

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Dr rer nat Arif Luqman SSi MT saat melalukan riset tentang mikroba dan mikroorganisme. (Foto: Humas ITS for jatimnow.com)
Dr rer nat Arif Luqman SSi MT saat melalukan riset tentang mikroba dan mikroorganisme. (Foto: Humas ITS for jatimnow.com)

jatimnow.com - Dosen Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Dr rer nat Arif Luqman SSi MT berhasil meraih beasiswa Research Fellowship ke Jerman yang diberikan oleh Alexander von Humboldt Foundation.

Melalui beasiswa Humboldt Research Fellowship ini, Arif berkesempatan melakukan riset selama 24 bulan di universitas ternama di Jerman, Julius-Maximilian University of Würzburg.

Mengusung topik penelitian di bidang mikroorganisme, Arif akan meneliti lebih dalam mengenai mikroflora alami di kulit manusia yang menghasilkan senyawa neurokimia untuk mengurangi gejala atopic dermatitis.

"Dermatitis atopik adalah peradangan kulit atau eksim yang ditandai dengan kulit kering, gatal secara terus-menerus, dan ruam merah di kulit. Ide penelitian yang belum pernah ada sebelumnya menjadi salah satu kriteria seleksi pada beasiswa ini,” tutur Arif Luqman dalam siaran pers, Rabu (15/2/2023).

Tak hanya itu, rekam jejak riset dan publikasi karya ilmiah yang ditinjau melalui H Index Scopus yang dilakukan oleh penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program doktor dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini juga turut menjadi pertimbangan.

Diketahui bahwa riset Arif terdahulu mampu menemukan bakteri staphylococcus penghasil neurotransmitter di usus yang berperan dalam kolonisasi bakteri di usus dan di kulit yang mampu mempercepat penyembuhan luka terbuka.

“Penemuan gen yang mampu mendegradasi plastik di usus manusia juga menjadi salah satu riset terdahulu saya,” ungkap lelaki asal Mojokerto ini.

Baca juga:
Mahaiswa ITS Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit

Arif melanjutkan, saat mendaftar di beasiswa ini, para peserta juga sudah harus memiliki referensi universitas yang dipastikan akan menerima peneliti melakukan riset di sana.

Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi ITS ini juga menjelaskan bahwa pemilihan universitas juga harus memiliki landasan yang kuat.

“Julius Maximilian University of Würzburg tempat riset saya nantinya terkenal dengan studi mengenai interaksi bakteri dan inang yang akan menunjang topik penelitian saya,” ujar alumnus S1 Biologi ITS ini.

Baca juga:
Mengintip Spek Motor Listrik EVITS Karya ITS Surabaya, Lebih Canggih dari GESITS

Terakhir, alumnus doktoral dari Eberhard Karls Universität Tübingen ini sangat bersyukur bisa terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan tingkat internasional tersebut, mengingat ketatnya persaingan dalam proses seleksi.

“Kesempatan ini akan saya gunakan untuk memperluas relasi dan membagikan ilmu berharga yang saya dapat ke akademisi di Indonesia,” tandasnya.

 

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi
Peristiwa

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Pasar Banyuwangi akan direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan dan destinasi heritage yang terintegrasi dengan Asrama Inggrisan, eks kantor dagang Inggris.