Pixel Codejatimnow.com

Alokasi Pupuk Subsidi Dikepras, Pemkab Trenggalek Siapkan 2 Skema

Editor : Rochman Arief  Reporter : Bramanta Pamungkas
Petani Trenggalek membuat pupuk organik. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Petani Trenggalek membuat pupuk organik. (foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Alokasi pupuk subsidi di Trenggalek tahun ini dikepras oleh pemerintah pusat hingga ratusan ton. Padahal serapan pupuk subsidi pada tahun sebelumnya telah mencapai 98 persen.

Tidak diketahui pengurangan alokasi pupuk bersubsidi di Kota Gaplek tersebut. Tentu hal ini membuat Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek menyiapkan dua skema untuk membantu petani.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Trenggalek, Didik Susanto menyebut terdapat dua opsi untuk menyikapi pengurangan alokasi pupuk di wilayahnya. Dua opsi yang dipilih adalah membeli pupuk nonsubsidi atau membuat pupuk organik.

Ia menambahkan tahun 2022 silam, Trenggalek mendapatkan alokasi pupuk subsidi mencapai 23.295 ton. Sedangkan tahun ini jumlahnya berkurang menjadi 22.811 ton.

"Tahun ini ada pengurangan alokasi pupuk subsidi di Trenggalek yang mencapai 484 ton," katanya Kamis (2/3/2023).

Pengurangan alokasi pupuk subsidi merupakan keputusan pemerintah pusat. Adapun pemerintah daerah tidak memiliki pilihan lain, selain mematuhi keputusan tersebut.

Baca juga:
Ribuan Petani Gresik Serbu Paket Murah Pupuk Indonesia 2024

Pengurangan ini tentu dikhawatirkan membuat petani resah, lantaran tidak bisa menghasilkan produk pangan sesara maksimal.

Untuk menyikapi pengurangan ini, Pemkab Trenggalek memiliki dua solusi. Sebagaimana disebutkan Didik Susanto bahwa petani diminta untuk membeli pupuk nonsubsidi atau beralih ke pupuk organik.

"Kalau pupuk nonsubsidi itu lebih banyak uang yang harus dikeluarkan. Makanya kami arahkan untuk beralih ke pupuk organik," tuturnya.

Baca juga:
Alokasi Pupuk Subsidi di Tulungagung Dikepras 50 Persen

Sejaun ini penerapaan pupuk organik yang dilakukan petani telah mencapai 50 persen yang sudah beralih dari total seluruh petani. Pelatihan pembuatan pupuk organik juga digalakkan dengan harapan petani tidak lagi memiliki ketergantungan dengan pupuk kimia.

"Kami juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik pada kelompok tani di Trenggalek. Dengan harapan para petani bisa mandiri dan tidak tergantung pada pupuk kimia," pungkasnya.