jatimnow.com - Mahasiswa Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya mempersembahkan karya original drama musikal berbahasa Inggris mengangkat tentang inklusivitas.
Drama musikal bertajuk 11 Questions melibatkan 70 Keluarga Besar Universitas Petra (Petranesian) itu digelar di Auditorium Gedung Q lantai 4, kampus setempat, Kamis (2/3/2023).
Penulis dan manajer produksi drama 11 Questions, Jessie Monika mengatakan, karya tersebut mengajak masyarakat untuk memahami bahwa hidup ini tidak hanya tentang mencari prestasi yang membanggakan saja.
Namun kisah yang ditulis Jessie sejak Tahun 2019 itu, digarap selama empat bulan, didukung riset, interview, literasi hingga penulisan.
Dijelaskannya, kisah dalam 11 Questions itu bergulir ketika seorang mahasiswi senior bernama Maya menerima project photostory dan berkolaborasi dengan teman kuliahnya.
Baca juga:
Mahasiswa UK Petra Surabaya Lompat dari Gedung, Dikenal Baik dan Aktif
Project yang semula ia gunakan untuk lulus dengan gelar kehormatan ternyata adalah sebuah persimpangan jalannya bertemu dengan anak-anak difabel, kemudian mengubah pandangannya tentang banyak hal, termasuk betapa nilai-nilai akademis yang sempurna ternyata bukan segala-galanya dalam hidup.
"Saya terinspirasi dari SE:RASA COLLECTIVE, proyek dari Bahar Adhyaksa. Tentang bagaimana masyarakat menanggapi teman disabilitas. Saya jadi berpikir, jadi sebenarnya apa itu normal? Lalu apa itu berbeda? Apa itu menjadi eksklusif dan apa itu menjadi inklusif?" beber Jessie.
Dia mengungkapkan, para pemain yang terlibat telah melakukan persiapan sejak Agustus 2022, mulai persiapan membaca naskah, menari, menyiapkan pakaian hingga properti.
Baca juga:
Mahasiswa UK Petra Surabaya Diduga Bunuh Diri, Ini Kata Pihak Kampus
"Produksi ini sepenuhnya disiapkan dengan maksimal dari dan oleh Petranesian, melibatkan alumni maupun mahasiswa. Naskahnya orisinil, lagu-lagunyanya pun diciptakan khusus untuk pertunjukan ini," urai Jessie.
Pertunjukan musikal yang disutradarai dosen English for Creative Industry Program UK Petra, Stefany Irawan itu juga merupakan bagian dari perayaan 100 Tahun United Board, sebuah organisasi nirlaba yang berpusat di New York yang mendukung perguruan tinggi-perguruan tinggi Kristen di Asia.