Pixel Codejatimnow.com

Tak Pernah Menyangka, Tukang Pijat ini Akhirnya Naik Haji

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Aslikah (68), warga Jalan Paku Buwono 75, Kelurahan Mojongapit, Kabupaten Jombang, saat berada di Asrama  Haji Surabaya/Foto: Fahrizal Tito
Aslikah (68), warga Jalan Paku Buwono 75, Kelurahan Mojongapit, Kabupaten Jombang, saat berada di Asrama Haji Surabaya/Foto: Fahrizal Tito

jatimnow.com - Aslikah (68), warga Jalan Paku Buwono 75, Kelurahan Mojongapit, Kabupaten Jombang tak pernah menyangka bisa berangkat haji. Apalagi, sejak ditinggal sang suami yang  meninggal tahun 1987 silam, untuk menyambung hidup saja, ia mencari nafkah dengan berjualan jamu gendong keliling.

Saat itu, ketujuh anaknya masih kecil-kecil. Namun, ia tak pernah mengeluh untuk menjalani hidupnya. Bahkan, ia membiayai tujuh anaknya hingga bersekolah dari keuntungan berjualan jamu dan mencari rezeki dari menjajakan jasa urut bagi tetangganya.

"Awalnya hanya jualan jamu, tapi biasanya saya mengasih bonus pijat. Saat itu, ada salah satu pelanggan yang mengaku cocok dengan urutan saya, akhirnya kadang juga pelanggan itu memanggil untuk diurut," tutur Aslikah saat ditemui di Asrama Haji PPIH Embarkasi Surabaya, Senin (13/8/2018).

Berawal dari situ, banyak penduduk sekitar kota Jombang yang menggunakan jasanya. Tiap hari, mulai pukul 05.30-22.00 Wib, ia terus berkeliling dengan sepeda anginnya mendatangi rumah warga yang membutuhkan jasa urutnya itu.

Meski sehari ia bisa mengurut hingga sepuluh orang. Aslikah pernah merasa capek dan pegal dengan aktivitasnya yang bermodalkan tenaga tersebut.

Ditanya resepnya agar selalu kuat, Aslikah mengaku rutin dengan mengamalkan bacaan surat Al Waqiah, Al Mulk, Ar Rohman, permulaan dan akhir albaqoroh setiap hari tiga kali.

"Sehari saja kalau tidak baca surat itu, badan saya rasanya lemas dan tidak kuat, jadi mudah sedih, pokoknya ada yang kurang jadi tidak enak," terang Aslikah terkait surat yang ia anggap sebagai jimatnya.

Aslikah pun tak pernah mematok tarif untuk jasa urutnya, karena dia yakin dengan rezeki yang telah diatur oleh Allah SWT. Tapi dengan uang Rp 15 ribu – Rp 50 ribu hasil memijatnya, Aslikah bisa menabung hingga Rp 6,5 juta.

"Ya ga menentu, kadang ada yang ngasih Rp 50 ribu. Banyak juga yang ngasih Rp 15 ribu. Tapi selalu saya tabung untuk daftar haji," tutur JCH yang tergabung dalam kloter 79 asal Jombang ini.

Baca juga:
Terserang Stroke, Kepulangan Satu Jemaah Haji Asal Blitar Tertunda

Aslikah mulai mendaftar haji tahun 2010 dengan menggunakan dana talangan. Waktu itu, ia memiliki uang Rp 6,5 juta. Sebenarnya ia ingin memperbaiki rumahnya yang sudah banyak berlubang.

Namun, bungsunya menyarankan untuk menggunakan uang tersebut daftar haji. Akhirnya, uang tersebut ia gunakan daftar haji dengan dana talangan.

"Alhamdulillah, dana talangan tersebut sudah lunas dalam waktu 2 tahun ini," ujarnya.

Sejak anak bungsunya meninggal dunia tahun 2014 lalu, Aslikah sudah tidak berkeliling memijat. Ia sekarang hanya menerima mijat di rumahnya. Menurutnya, selama ini telah meninggalkan anak-anaknya di rumah sejak pagi hingga malam demi mencari nafkah.

Baca juga:
217 Jemaah Haji Kloter 30 Tiba di Probolinggo

Ia berjanji, sepulang dari tanah suci nanti, masih akan tetap memijat untuk bekal beramal di hari tuanya nanti.

"Saya kan juga ingin amal, ikut kumpulan yasinan, manakiban, tahlilan dan lain lain," pungkas Aslikah yang akan diterbangkan menuju tanah suci pada Selasa esok, pukul 02.30 WIB.

Reporter: Fahrizal Tito

Editor: Arif Ardianto