Pixel Codejatimnow.com

Jatuh-Bangun Yayan Hingga Sukses Budidaya Buah Tin di Mojokerto

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Supriyadi
Yayan saat memanen buah tin di green house miliknya (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)
Yayan saat memanen buah tin di green house miliknya (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Tanaman buah tin memang dikenal sulit perawatannya. Namun di tangan Yani Suharto alias Yayan, buah surga yang disebut dalam Al Quran itu berhasil dibudidayakan.

Pria 57 asal Surabaya yang kini tinggal di Dusun Joho, Desa Tempuran, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto itu mampu membudidayakan buah tin di green house yang disediakan.

Budidaya buah tin itu ia beri nama Fath Garden. Yayan membudidayakan tiga jenis buah tin, yaitu merah, kuning dan coklat.

"Tanaman buah tin ini terkenal susah dirawat, kami kembangkan dengan cara semi hidroponik dan alhamdulillah berhasil. Awalnya saya ditipu teman saat bertani. Dari situ saya ada tekad untuk budidaya tanaman yang sulit dikembangkan," ungkap Yayan ditemui di green house, Senin (3/4/2023).

Saat ini ada 89 tanaman tin yang dibudidayakan selama 5 bulan di dua green house berukuran 6x22 meter persegi. Untuk satu tanaman tin bisa menghasilkan 20-30 buah dan bisa dipanen setelah 6 bulan.

Sehari-hari, Yayan dibantu Anang Faisal mengurus budidaya tin tersebut. Menurut Faisal, penanaman tin dengan cara setek dan cangkok, lalu merawat, sampai memanen.

"Kalau sudah panen, pohonnya dipotong nanti tunasnya tumbuh lagi, terus bisa berbuah lagi. Kalau rasanya kata orang-orang mirip pepaya, ada rasa yang beda dari buah tin ini," ujar Faisal.

Tanaman yang habitat aslinya di Timur Tengah ini tumbuh dalam pot-pot. Setiap pot tersambung dengan sistem pengairan otomatis yang disebut oleh Yayan teknik semi hidroponik.

Sederhananya, setiap tanaman di green house diatur tidak perlu penyiraman. Ada alat otomatis di tatakan pot untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Alat ini dibuat sendiri oleh Yayan dan tim dengan nama rendem water guard.

Baca juga:
K3PG Membuka Green Tech, Dorong Kemajuan Pertanian

Faisal mengatakan, sebagai tanaman adaptasi, banyak tantangan yang harus dihadapi saat mengembangkan tanaman buah tin. Salah satunya, jenis buah ini sangat rentan dengan hama dan jamur.

"Intinya membuat tanaman tidak kekurangan air dan tidak perlu penyiraman manual. Makanya harus dibuat green house. Karena kalau musim penghujan rawan kena jamur. Akhirnya kalau ditanam di tempat biasa tidak bisa berbuah karena mati," beber pria asal Prambon, Sidoarjo ini.

Menurut Faisal, selama ini buah tin banyak diburu warga sekitar maupun pembeli online. Selain dimakan langsung, buah ini banyak diolah.

"Banyak manfaatnya. Yang sering itu dipakai untuk promil (program kehamilan), katanya memang bisa menyuburkan," jelasnya.

Baca juga:
Pj Wali Kota Probolinggo Bakal Kembangkan Melon Hidroponik di Lahan Aset Pemkot

Selain buahnya, daun buah tin juga kaya manfaat. Daun buah tin muda bisa diolah menjadi teh herbal dengan segudang khasiat.

"Pengolahannya mudah. Daun yang muda dipetik, terus dikeringkan, lalu tinggal diseduh jadi minuman seperti teh," paparnya.

Harga buah tin untuk satu kilogram Rp120 ribu. Selama ramadan ini, terjadi peningkatan permintaan sampai 20 hingga 25 persen dan penjualannya melalui online.

"Paling jauh, kirim ke Jakarta. Kalau kirimnya jauh takut kualitasnya jelek karena hanya tahan dua hari saat matang," tutupnya.