Pixel Code jatimnow.com

Peneliti Pens dan RSUA Kembangkan Alat Pemeriksaan Jantung Portable Canggih

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Alat pemeriksaan jantung portable canggih (Foto: Andri for jatimnow.com)
Alat pemeriksaan jantung portable canggih (Foto: Andri for jatimnow.com)

jatimnow.com - Tim peneliti bidang Biomedis Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) mengembangkan alat pemeriksaan jantung portable bernama Portable Ultrasound.

Alat tersebut sedang dikembangkan oleh tim peneliti yang terdiri dari Riyanto Sigit, Tita Karlita, dan dr. Taufiq Tidayat dari RSUA, serta 2 mahasiswa Moh. Johan dan Churun In.

"Kami melihat betapa panjangnya antrean di rumah sakit besar dalam melayani pasien, terutama pasien sakit jantung. Selama ini, untuk cek jantung biasanya pasien harus datang ke ruangan khusus ultrasound. Nah, dalam kondisi tertentu misalnya, pasti akan sulit dilakukan, seperti pasien kritis," terang Riyanto, Sabtu (8/4/22023).

Melihat luasnya wilayah Indonesia, tidak seluruhnya dapat tersentuh layanan kesehatan. Di pelosok Tanah Air, terkadang petugas kesehatan yang harus mendatangi suatu daerah untuk memberikan layanan kesehatan.

Menurut Riyanto, alat ini dapat menjadi solusi untuk layanan tersebut. Dibandingkan dengan ultrasound yang ada di rumah sakit, dimensi alat ini relatif lebih ringkas dan memungkinkan dibawa berpindah-pindah.

Alat ini juga mampu membantu memberikan diagnosa pada pasien dengan lebih presisi, mengingat biasanya dokter juga berbeda-beda dalam memberikan diagnosa pada pasien.

"Ini merupakan hal yang lumrah karena masing-masing dokter memiliki sudut pandang berbeda dalam memberikan diagnosa. Jadi alat ini sifatnya membantu memberikan gambaran kondisi jantung pasien," papar Riyanto.

Cara bekerja Portable Ultrasound ini dimulai dari pemindaian area dada pasien menggunakan alat ultrasound. Pasca-pemindaian, akan diperoleh data berupa video jantung yang diambil dari berbagai sudut pemeriksaan.

Baca juga:
Prof Dedid Dikukuhkan jadi Guru Besar PENS Departemen Teknik Eletro

Portable ultrasound lantas melakukan pengiriman data melalui komunikasi wireless dengan smartphone. Berikutnya hasil video tersebut dikirimkan ke PC dengan komunikasi USB.

"Setelah data diterima akan dilakukan preprocessing dan segmentasi. Dan di tahap ini gambar atau citra yang bebas dari noise sangat dibutuhkan guna mempertajam kualitasnya," ungkap Riyanto yang sudah mengantongi paten atas risetnya itu.

Hasil segmentasi diperoleh area kontur rongga jantung dengan tingkat akurasi rata-rata 86,6%, yang hasilnya akan digunakan untuk melakukan pelacakan jantung.

"Dengan hasil segmentasi yang cepat dan akurat, maka akan memudahkan pengguna untuk mengobservasi kondisi jantungnya sendiri, apakah dalam kondisi normal atau tidak," bebernya.

Baca juga:
PENS Hibahkan PJU dan Penampungan Air di Daerah Wonosalam, Jombang

Dari sisi harga, per unit perangkat Ultrasound menyentuh kisaran Rp1-2 miliar. Karena harganya yang cukup tinggi, maka fasilitas ini biasanya tersedia di rumah sakit besar dengan intensitas pemakaian yang lumayan tinggi.

"Ini berbanding jauh dengan Portable Ultrasound, yang kisaran harganya lebih terjangkau, sekitar Rp120 jutaan, namun berdaya jangkau lebih luas," katanya.

Ke depan, Riyanto masih ingin mengembangkan beberapa riset biomedis yang berhubungan dengan deteksi jantung, terutama untuk mengembangan Portable Ultrasound. Salah satunya adalah akan melakukan perubahan packaging.

"Saya ingin mengubah dimensinya, menjadi seukuran kopor atau laptop, sehingga makin memudahkan layanan kepada pasien maupun perawat yang bertugas. Dan tentunya dengan kapasitas gambar yang lebih baik lagi. Semoga semua bisa terwujud di tahun depan," tandasnya.