Pixel Codejatimnow.com

Seniman Reog Gelar Demo di Alun-alun Ponorogo, Ini Tujuannya

Editor : Rochman Arief  Reporter : Ahmad Fauzani
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko turut hadir di tengah aksi seniman reog yang datang dari berbagai kota. (foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko turut hadir di tengah aksi seniman reog yang datang dari berbagai kota. (foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sejumlah seniman reog yang berasal dari berbagai kota menggelar aksi budaya di depan Paseban, Ponorogo, Sabtu (8/4/2023) malam. Seniman yang menggelar aksi tidak hanya dari Ponorogo, tetapi juga dari Pacitan, Madiun, Trenggalek, Nganjuk, Wonogiri dan daerah lainnya.

Aksi yang berlangsung hingga Minggu (9/4/2023) dini hari itu untuk menagih janji Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), yang mengusulkan kesenian reog sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke Intangible Cultural Heritage (IHC) Unesco.

Dalam aksi itu, sejumlah seniman memainkan reog Ponorogo secara massal. Praktis suasana malam di Ponorogo mampu menyedot warga untuk menyaksikan atraksi yang dikemas orasi budaya.

“Setahun lalu di tempat yang sama, seniman reog tiada henti menyuarakan untuk diakui,” kata Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang hadir dalam aksi massa semalam.

Kang Giri, sapaannya, tidak menampik untuk mendapatkan pengakuan memerlukan proses panjang. Hal ini juga tergantung peran pemerintah pusat dalam hal lobi ke Unesco, untuk menjadikan reog diakui sebagai WBTB.

Menurutnya para seniman reog melakukan orasi budaya ini untuk menagih janji. Tujuannya agar Kemendikbud Ristek berkomitmen sesuai dengan janji tertulisnya bahwa reog akan diusulkan pada 2024 dan disidangkan 2025.

“Kami di sini bersama seniman menagih janji Kemendikbud Ristek. Sesuai janji yang pernah dituliskan,” urainya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora), Judha Slamet Sarwo Edhi mengakui sudah mendatangi Kemendikbud Ristek.

Baca juga:
Langkah Disbudparpora Ponorogo Wujudkan Reog Diakui Dunia

Judha mengungkapkan, sesuai surat jawaban dari Kemendikbudristek pada 20 April 2022, atas nota protes yang dikirim Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko pada 11 April 2022 lalu.

Di mana pada poin 6 huruf c di surat tersebut berbunyi, reog Ponorogo akan diusulkan pada tahun 2024 untuk disidangkan (Unesco) pada 2025.

"Budaya jamu juga pernah diusulkan 2022, dan akan disidangkan 2024. Setelah itu Pemerintah Republik Indonesia akan mengusulkan reog Ponorogo disidangkan pada 2025,” terang Judha.

Sementara itu, salah satu seniman reog Ponorogo Hadi Purnomo membenarkan aksi seniman ini untuk menagih janji Menteri Kemendikbud Ristek, Nadiem Makariem. Hadi mengatakan tahun 2022 lalu Reog Ponorogo dinomorduakan setelah jamu.

Baca juga:
Kriteria Pj Gubernur Jatim, Perempuan Tanpa Identitas Tertabrak Kereta Api, Reog Obyog di HUT ke-527 Ponorogo

Dia menjelaskan bahwa Kemendikbud Ristek telah memberikan janji reog dipastikan didaftarkan 2024 disidangkan 2025.

“Harapan kita menagih janji Mas Menteri, reog harus menjadi nominasi tunggal 2024,” tegasnya.

Pendaftaran reog sebagai WBTB ke Unesco ini bersifat urgensi. Pemkab Ponorogo meminta Pemerintah Pusat mendahulukan reog untuk didaftarkan ke organisasi milik PBB itu.

Sebelumnya pemkab pernah mengusulkan dan mendaftarkan kesenian reog ke Unesco untuk dijadikan WBTB, sekaligus menjadi hak paten Ponorogo.