Pixel Codejatimnow.com

Seniman Inggris Gelar Pameran di Tulungagung

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Bramanta Pamungkas
Ella Chardbun bersama salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Ella Chardbun bersama salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ella Cherdbun (27), seniman asal Frome, Somerset, Inggris menggelar pameran di Tulungagung. Ella berkolaborasi dengan beberapa seniman setempat untuk menghasilkan sejumlah karya.

Dalam pameran bertajuk Connection Trouh Culture ini, Ella mengangkat cetita folklore Ringin Kurung. Cerita ini berkaitan dengan upaya pengeringan banjir di pusat kota untuk dijadikan pusat pemerintahan saat ini.

Kolaborasi ini merupakan pengalaman pertama bagi Ella. Selama ini Ella sering berkarya secara mandiri. Dibutuhkan waktu hingga 2 bulan untuk mempersiapkan pameran tersebut.

Dibantu sejumlah seniman yang tergabung dalam komunitas Gulung Tukar, Ella melakukan riset tentang serita Ringin Kurung.

Ella tertarik dengan cerita tersebut karena berkaitan dengan alam sekitar.

"Sangat menyenangkan prosesnya ini merupakan pengalaman pertama berkolaboras dengan seniman di Tulungagung," ujarnya, Selasa (16/5/2023).

Cerita Ringin Kurung ini adalah kisah folklore bagi masyarakat Tulungagung. Cerita tersebut tentang upaya penanganan banjir dan penanaman tujuh pohon beringin di sekeliling alun-alun.

Dulu sebelum menjadi pusat pemerintahan, wilayah Tulungagung tergenang dengan air. Untuk mengeringkan dibutuhkan ritual dan diakhiri dengan penanaman pohon beringin.

"Hasil riset ini kami tuangkan bersama kolaboratur ke sejumlah karya seni," tuturnya.

Baca juga:
SD Pembangunan Jaya Sidoarjo Pamerkan Produk Daur Ulang di Hari Peduli Sampah

Terdapat beberapa karya seperti seni rupa, seni instalasi dan seni animasi 3 dimensi yang dipamerkan dalam pameran tersebut.

Selain itu mereka juga menggelar beberapa pertunjukan tari yang berkaitan dengan kisah Ringin Kurung.

Melalui pameran ini Ella mengajak masyarakat untuk lebih peduli lagi dengan kondisi alam yang ada.

"Kisah folklore tentang alam di Indonesia lebih banyak dibanding negara saya, ini harus diperhatikan," ungkapnya.

Baca juga:
Menikmati Astrophotography Karya Arik S. Wartono di Katirin Art House

Sementara itu, Ketua komunitas Gulung Tukar, Benny Widyo menuturkan projek kolaborasi seni bersama Ella ini menjadi pengalaman tersendiri.

Meskipun terdapat kendala dalam komunikasi namun mereka dapat menuangkan ide dalam karya seni. Adanya perbedaan tradisi dengan Ella tidak menjadi halangan mereka untuk tetap berkreasi.

"Salah satunya kebiasaan jam karet di Indonesia, Ella mungkin sangat membutuhkan waktu adaptasi tentang itu," pungkasnya.