Pixel Codejatimnow.com

Kegiatan Belajar Sudah Dimulai, Sejumlah SMPN di Tulungagung Masih Kekurangan Siswa

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Bramanta Pamungkas
Aktivitas hari pertama sekolah di SMPN 1 Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Aktivitas hari pertama sekolah di SMPN 1 Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Meskipun aktivitas kegiatan belajar di sekolah sudah dimulai, namun sejumlah SMP Negeri di Tulungagung masih kekurangan siswa. Mayoritas sekolah tersebut berada di kawasan pinggiran.

Orang tua banyak memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta maupun pondok pesantren. Pihak Dinas Pendidikan setempat akan melakukan evaluasi terkait sekolah yang jumlah siswanya tidak memenuhi pagu tersebut.

Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Tulungagung, Suprayitno mengatakan, total jumlah SMP Negeri sebanyak 48 sekolah.

Dari jumlah tersebut terdapat beberapa sekolah di kawasan pinggiran yang jumlah siswanya masih kurang. Siswa yang mendaftar di sekolah tersebut masih sedikit.

"Kurang lebih ada sekitar 10 SMP yang jumlah siswanya tidak memenuhi pagu yang ditetapkan," ujarnya, Senin (17/07/2023).

Beberapa faktor menjadi penyebab sekolah tersebut kekurangan siswa. Di antaranya banyak orang tua memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta atau pondok pesantren.

Baca juga:
Logos Bangun Fasilitas Pendidikan Standar Internasional di Surabaya Barat

Suprayitno juga menampik anggapan bahwa SMP Negeri kalah bersaing dengan sekolah swasta. Menurutnya, hal itu hanya masalah pilihan orang tua saja.

"Kalau kalah bersaing saya pikir tidak, cuma saat ini orang tua memiliki banyak pilihan untuk sekolah anaknya," tuturnya.

Pihak Dinas Pendidikan sendiri memberi kesempatan bagi sekolah yang jumlah siswanya sedikit untuk membuka pendaftaran hingga bulan Agustus depan. Mereka diperkenankan menerima pendaftaran siswa baru.

Baca juga:
Hadiri Istigasah Kubro di Trenggalek, Anies Baswedan Soroti Dua Hal Ini

Setelah bulan Agustus siswa akan didaftarkan melalui sistem sehingga tidak bisa bertambah lagi.

"Mereka masih kita perbolehkan menerima pendaftaran siswa, terutama sekolah di wilayah pinggiran," pungkasnya.