Pixel Codejatimnow.com

SMP di Surabaya Ini Hanya Dapat 2 Murid Baru PPDB, Dampak Zonasi?

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Tampak depan SMP Tenggilis Jaya Surabaya. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Tampak depan SMP Tenggilis Jaya Surabaya. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tenggilis Jaya Surabaya terpaksa gigit jari karena sepi peminat. Bahkan di tahun ajaran baru 2023/2024 ini, siswa yang masuk di sekolah tersebut hanya 2 murid.

"Sejak ada sistem zonasi, sekolah ini jadi berkurang siswanya, apalagi usai pandemi Covid-19," jelas Kepala Sekolah SMP Tenggilis Jaya, Hari Poedjo Irianto, Rabu (19/7/2023).

Bahkan, satu dari dua murid baru itu dikabarkan pagi tadi telah mengundurkan diri untuk bersekolah di SMP tersebut.

"Yang satu ibunya tadi datang untuk memberi tahu jika putranya mengundurkan diri. Saya hanya berpesan bahwa anaknya tetap harus sekolah," sambung Hari.

Sepinya minat siswa bersekolah di sekolah tersebut ternyata telah berjalan lama. Bahkan, SMP Tenggilis Jaya kini hanya memiliki total murid 15.

Baca juga:
4.628 Lulusan SD di Surabaya Tak Melanjutkan Sekolah, Korban Sistem Zonasi

"Sebanyak 12 siswa kelas 9, dua siswa kelas 8, dan satu siswa kelas 7," ujarnya.

Padahal, pihak sekolah telah mengupayakan obral promosi dengan fasilitas terbaik bagi siswa. Salah satunya antar-jemput ojek secara gratis, untuk lebih memudahkan wali murid.

"Bahkan kami beri fasilitas antar jemput Gojek gratis, jika ada siswa yang keberatan untuk menyediakan biaya transportasi menuju sekolah," tandasnya.

Baca juga:
DPRD Minta Pemkot Surabaya Evaluasi PPDB 2023

Sepinya minat siswa bersekolah di SMP Tenggilis Jaya nampak membuat janggal, karena pemerataan tidak berjalan maksimal. Data Dinas Pendidikan Surabaya mencatat, total lulusan SD/MI tahun mencapai 46.000 siswa.

Padahal daya tampung SMP negeri hanya sekitar 18.000 siswa, sehingga ada sekitar 27.000 lainnya yang seharusnya bisa tertampung di SMP swasta, seperti SMP Tenggilis Jaya.