Pixel Codejatimnow.com

Harga Seragam Dinilai Netizen Mahal, Ini Komentar Sekolah di Tulungagung

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Bramanta Pamungkas
Aktivitas siswa di SMAN 1 Kedungwaru. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com).
Aktivitas siswa di SMAN 1 Kedungwaru. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com).

jatimnow.com - Foto kuitansi pembelian kain seragam di SMAN 1 Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung viral di media sosial. Dalam foto tersebut, tercantum nominal harga kain seragam siswa baru, yang total mencapai Rp 2.360.000.

Selain kain, aksesoris sekolah seperti jilbab, tas dan ikat pinggang juga tercantum dalam kwitansi tersebut. Mahalnya harga seragam dan atribut ini banyak dikomentari oleh netizen. Mereka menilai besaran harga yang tercantum tidak masuk akal.

Humas SMAN 1 Kedungwaru, Agung Cahyadi mengatakan mereka tidak mewajibkan orang tua dan wali murid untuk membeli kebutuhan seragam dan atribut di sekolah.

Pihak sekolah membebaskan wali murid untuk membeli kebutuhan seragam di tempat lain. Dengan catatan warnanya harus sama.

"Kalaupun ada perbedaan warna sedikit kami juga masih mentolerirnya," ujarnya, Sabtu (22/07/2023).

Pihak sekolah melalui koperasi selama ini hanya sebatas memfasilitasi siswa baru untuk mempermudah dalam mendapatkan paket seragam. Tidak semuanya harus dibeli di koperasi tersebut.

Baca juga:
Respons DPRD Jatim tentang Penerapan Aturan Baru Seragam Sekolah

Mereka dapat memilih item mana saja yang dibeli. Siswa juga bisa mengenakan seragam milik kakak atau saudaranya yang dulu pernah sekolah di SMAN 1 Kedungwaru.

"Siswa dan wali murid bisa memilih, mungkin hanya beli satu jenis bisa, atau tidak membeli di sekolah juga boleh," tuturnya.

Saat disinggung mengenai mahalnya harga seragam tersebut, Agung tidak bisa memberikan komentar.

Baca juga:
Komisi E Usul Seragam Gratis 2024, Kadindik Jatim: Kenapa Tidak?

Menurutnya mahal atau tidaknya harga seragam bersifat relatif. Jika orang tua merasa keberatan dengan nominal harga mereka dapat membeli di toko lain.

Hal tersebut juga tidak dipermasalahkan oleh pihak sekolah.

"Sekali lagi tidak ada paksaan, jika merasa keberatan bisa membeli di tempat lain," pungkasnya.