Pixel Codejatimnow.com

Kisruh Proyek Jembatan Rp12,6 Miliar di Blitar, Begini Kata Wabup

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ni'am Kurniawan
Rahmat Santoso (kanan) bersama Deputi I Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati (kiri), (foto: Rahmat for jatimnow.com)
Rahmat Santoso (kanan) bersama Deputi I Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati (kiri), (foto: Rahmat for jatimnow.com)

jatimnow.com - Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso, membeberkan penyebab mangkraknya pembangunan Jembatan Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Kepada jatimnow.com, Rahmat mengungkapkan anggaran pembangunan tersebut adalah bantuan anggaran hibah dari pemerintah pusat. Tepatnya, dalam anggaran Rehab dan Rekonstruksi (RR) dalam naungan BNPB.

Plot yang diberikan lumayan, Rp12,6 Miliar untuk satu jembatan. Anggaran tersebut, menurut Rahmat, telah sukses dicairkan pada Desember 2022, dengan sejumlah nominal tersebut. Rencana membangun jembatan pun semakin terang, dan tinggal menunggu lelang.

Alhasil, sejumlah anggaran itu dimasukkan dalam buku agenda pembangunan Kabupaten Blitar tahun 2023. Tertulis mulai direalisasikan pada Februari 2023, termasuk proses lelang dan seterusnya.

Namun, hingga kini jembatan yang diagendakan rampung pada akhir 2023 itu terpaksa gagal. Rahmat menyampaikan, proses 'permainan anggaran' menjadi faktor utama kegagalan proyek tersebut.

Sampai akhirnya, pada Juni 2023, perwakilan BNPB memberikan sinyal untuk meninjau anggaran yang ia berikan kepada Blitar tersebut.

"Dana yang kita dapat dari BNPB sesuai prosedural. Saya beberapa kali datang ke BNPB dengan dinas-dinas terkait untuk koordinasi terkait permohonan anggaran perbaikan insfrakstruktur yang rusak akibat bencana. Hingga akhirnya disetujui beberapa kali," dalam siaran resminya, Kamis (17/8/2023).

Baca juga:
Proyek Jembatan Rp5,3 Miliar di Lamongan Molor, Ini Dalih Kontraktor

Kecurigaan Rahmat tentang adanya 'permainan anggaran' itu ia dapat dari informasi di LPSE yang tiba-tiba lelang tersebut dimenangkan oleh satu perusahaan. Padahal, lelang tersebut sempat tidak laku sejak Februari 2023.

"Ketika itu saya tanya langsung ke Kepala Dinas BPBD Kabupaten Blitar, dijawab sudah bukan kewenangan saya pak, tapi sudah di bagian lelang. Dari dua kejadian itu, maka saya simpulkan bagian leleng tidak baik-baik saja. Sekali lagi BNPB sudah prosedural dan yang nakal anak buah saya. Bukan hanya itu, banyak lagi laporan-laporan yang mengeluhkan buruknya proses lelang proyek," beber Rahmat.

Saat ini, lanjut Rahmat, proyek jembatan itu telah menemukan tuannya. Dengan deadline rampung akhir tahun 2023.

Baca juga:
Catat! Jembatan Bandar Ngalim Kota Kediri Mulai Ditutup 25 September

"Mana bisa jembatan selesai dalam waktu empat bulan dam hasilnya bagus sesuai keinginan masyarakat. Kecuali, pembangunan candi Prambanan yang kontraktornya Bandung Bondowoso, bisa membangun seribu candi dalam semalam, itupun masih kurang satu candi," tandas Rahmat.

Selain jembatan, menurut Rahmat, BNPB juga sempat berperan aktif dalam upaya rehabilitasi dan rekontruksi rumah warga yang terdampak bencana di Blitar.

"Pertama tentang rehab rekon (rekonstruksi) rumah warga yang rusak akibat bencana, jumlahnya kurang lebih Rp20 miliar, tepatnya Kepala Dinas BPBD Pak Ivong yang tahu. Saya juga tidak pernah mengintervensi seluruh kepala dinas," pungkas dia.