Pixel Code jatimnow.com

4 Pasar Tradisional di Tulungagung Kian Merana Ditinggal Konsumen

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Bramanta Pamungkas
Salah satu kondisi pasar tradisional di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Salah satu kondisi pasar tradisional di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tulungagung mati suri lantaran ditinggal oleh konsumennya. Aktivitas jual beli di pasar tersebut mulai terpantau sepi. Beberapa diantaranya bahkan sudah tidak aktif lagi.

Maraknya pasar modern serta rendahnya minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional tersebut menjadi penyebabnya.

Kepala UPT Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tulungagung, Zaenul Mansyur mengatakan, di Tulungagung total terdapat 31 pasar tradisional. Meliputi, pasar kebutuhan pokok, pasar hewan dan pasar tematik.

"Termasuk pasar templek juga masuk dalam 31 pasar tradisional di Tulungagung," ujarnya, Sabtu (26/08/2023).

Saat ini terdapat empat pasar tradisional di Tulungagung yang mengalami mati suri. Diantaranya, Pasar Sukoanyar Kecamatan Pakel, Pasar Mulyosari Kecamatan Pagerwojo, Pasar Srikaton Kecamatan Ngantru, dan Pasar Domasan Kecamatan Kalidawir.

Baca juga:
Cagub Khofifah Kunjungi Pasar Larangan Sidoarjo, Paparkan Ide Pengembangan

"Keempat pasar ini tidak tutup, tapi jarang ada transaksi jual beli. Jumlah pedagang juga sedikit karena banyak yang pindah," jelasnya.

Mati surinya beberapa pasar tradisional di Tulungagung disebabkan banyaknya pasar modern. Selain itu, banyak warga yang lebih memilih belanja di pedagang keliling.

Baca juga:
Pedagang di Jember Keluhkan Manajemen Pasar Buruk, Gus Fawait Janjikan Ini

Pihak dinas sebenarnya sudah berupaya mengaktifkan pasar tradisional ini dengan cara menggandeng komunitas. Namun kegiatan tersebut hanya bersifat insidentil saja.

"Sebenarnya kami juga sudah berupaya untuk meningkatkan geliat ekonomi di pasar dengan menggandeng komunitas, tapi sayangnya itu hanya kegiatan insindentil semata," pungkasnya.