Pixel Codejatimnow.com

Penari Kontemporer Kediri Kenalkan Kisah Panji di Heritage Melaka Malaysia

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Penampilan dua penari kontemporer dari Kediri di Malaysia. (Foto: Bangsal Je for jatimnow.com)
Penampilan dua penari kontemporer dari Kediri di Malaysia. (Foto: Bangsal Je for jatimnow.com)

jatimnow.com - Dua penari kontemporer dari Kabupaten Kediri sukses membawakan kisah Panji berjudul ‘Tundung’ dan ‘Njelmo’, dalam Melaka Art Performance (MAP) Festival di Malaysia. Tak cuma di ajang itu, Sukardi dan Ratungga Ayu Trisnasari bahkan juga mengenalkan kisah Panji di sejumlah titik kota heritage Unesco tersebut.

Penari dari komunitas Bangsal Je dan Suryo Budoyo Kediri itu tampil di St Paul Hill, Melaka, Red Church Melaka, dan Benteng A Famosa. Dengan busana kerajaan, Pak Koyek memerankan Panji Asmarabangun dan Yungga sebagai Sekartaji.

Pertunjukan Pak Koyek dan Yungga pun membuat mata para wisatawan dari mancanegara terbelalak. Mereka terus merekam penampilan seni tradisi Kediri itu. Berkali-kali mereka memberi tepuk tangan untuk penampilan tersebut.

Begitu juga ketika tampil di MAP Festival, tari kontemporer yang dibawakan Pak Koyek dan Yungga ini menjadi pusat perhatian peserta.

“Memang Pak Koyek ini kali kedua mengikuti MAP Fest, jadi wajar peserta lain sangat menantikan penampilannya,” terang Ahmad Ikhwan Susilo, manajer talent dari Bangsal Je, pada Senin (28/8/2023).

Tak hanya itu, Iwan Kapit, sapaan Ahmad Ikhwan Susilo, menerangkan bahwa Kediri selalu dinantikan menjadi tuan rumah penyelenggaraan festival tari kontemporer oleh seniman dari berbagai negara. Mereka tertarik dengan seni yang mempunyai latar belakang cerita Panji.

Baca juga:
Mengenal Sanggar Wikus, Komunitas Tari Profesional di Gresik

Menurut Iwan Kapit ini karena cerita Panji selalu berlatar belakang tentang kisah cinta yang tidak pernah habis digali dan memunculkan banyak gagasan ekspresi. Tema universal ini yang bisa menjadi magnet untuk seniman asing untuk mencari referensi utama.

Cerita tutur asli Kediri ini bahkan sudah ditetapkan sebagai warisan memori dunia (Memory of The World) oleh Unesco pada 2018 silam.

“Ini adalah bagian dari ikhtiar untuk melanjutkan pengakuan dunia itu terhadap warisan cerita Panji yang dimiliki oleh Kediri,” imbuh Iwan Kapit.

Baca juga:
Penari Kontemporer Kediri Bawakan Kisah Panji di MAP Festival Malaysia

Tak lupa, Iwan Kapit mengucapkan terima kasih kepada Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Adi Suwignyo yang telah mendukung Bangsal Je dan Suryo Budoyo untuk tampil di MAP Fest 2023.

“Semoga cerita Panji bisa terus dilestarikan dan dapat membawa nama Kediri ke dunia internasional,” pungkasnya.