Pixel Codejatimnow.com

Pengusaha Kuliner Warga Randegan Sidoarjo Meninggal, karena Melanggar Mitos?

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahaddiini HM
ilustrasi. Gerbang Desa Randegan.
ilustrasi. Gerbang Desa Randegan.

jatimnow.com - Tak banyak yang tahu, jika Desa Randegan, Tanggulangin, Sidoarjo memiliki mitos pantangan berjualan nasi di desanya. Warga asli Desa Randegan juga dilarang berjualan nasi meski di luar daerah.

Pantangan atau dalam istilah Jawa siri'an itu melekat pada semua warga yang berasal dari Desa Randegan. Pantangan itu tetap dipegang meski warga itu sudah pindah ke desa yang lain.

Tak heran, kabar salah satu pengusaha di bidang ayam dan nasi asal Randegan meninggal mendadak tanpa sakit langsung bikin gempar warga. Mitos pantangan berjualan nasi pun menjadi buah bibir warga.

"Di Randegan lagi heboh. Bos jualan ayam dan nasi meninggal dikaitkan dengan pantangan jualan nasi," ungkap salah satu warga, yang tak mau disebut identitasnya.

Ia melanjutkan, almarhum pengusaha tersebut berdomisili di Randegan. Ia memiliki cabang usaha di bidang makanan yang tersebar di beberapa daerah di luar Randegan.

"Ya meski nggak buka di Randegan tapi almarhum ini kan tinggal di sini," tuturnya.

Baca juga:
Mitos Gunung Pegat Ponorogo, Calon Pengantin Ada yang Berani Melanggar?

Menurut mitos kepercayaan, jika ada warga yang berjualan nasi dan olahan beras lainnya seperti lontong, juga ketupat, akan terkena musibah hingga meninggal dunia.

Bahkan, jika ada pendatang yang hendak membuat usaha nasi, warga setempat dan beberapa pamong desa memberikan imbauan kepada orang tersebut.

Sementara itu, warga Desa Randegan RT 1 RW 1 yang merupakan pemilik warung Lontong Lodeh Mbak Anik mengaku tahu cerita larangan menjual nasi dari neneknya.

Baca juga:
Percaya Pohon Randu Dihuni Hantu? Itu Akal-akalan Belanda, Ini Faktanya

Tidak hanya itu, warga setempat juga dilarang menjual rujak ulek.

"Menurut ceritanya apabila ada yang berjualan nasi kehidupannya akan sial terus, bahkan rumah tangganya tidak harmonis. Karena ada pantangan itu saya tidak berani melanggar. Kami berjualan ingin mendapatkan keselamatan dan rezeki yang barokah," pungkasnya.

Anik percaya pantangan itu tidak boleh dilanggar. Dia tetap patuh dengan kepercayaan itu agar mendapat rezeki yang barokah.