jatimnow.com - Keberpihakan pada lingkungan Pemerintah Banyuwangi dengan beragam program dan kerjasama berbagai pihak. Salah satunya, Program Banyuwangi Hijau yang baru saja berhasil menyediakan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPST 3R) Balak di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
TPST 3R Balak ini mampu menampung sampah hingga 84 ton per hari dan mulai beroperasi sejak Sabtu, (16/9/2023) yang ditandai dengan peresmian oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
TPST ini merupakan pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif program Banyuwangi Hijau.yang didukung Pemerintah Norwegia ini
“Kobocoran sampah ke lingkungan dapat dicegah melalui kerja sama seluruh pemangku kepentingan. Melalui inisiatif Program Banyuwangi Hijau, kami bekerja bersama untuk melakukan perbaikan nyata bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat Banyuwangi,” kata Ipuk Fiestiandani, Bupati Banyuwangi, melalui keterangan tertulis Minggu (17/9/2023).
Program Banyuwangi Hijau telah melibatkan setidaknya 800 pendorong perubahan dari kelompok masyarakat, pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademisi, dan organisasi masyarakat.
"Saya berharap fasilitas ini tidak hanya menjadi tempat pengolahan sampah namun juga menjadi pusat edukasi dan inspirasi bagi masyarakat," kata Ipuk.
Peresmian TPST tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, dan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Griverin.
TPST ini merupakan pelaksanaan program Banyuwangi Hijau, sebagai upaya pengendalian sampah, khususnya plastik dengan memilah sampah langsung dari rumah tangga.
Banyuwangi Hijau sendiri merupakan kelanjutan dari Project Stop (Stop Ocean Plastics) yang sukses dijalankan di Kecamatan Muncar sejak 2018 oleh NGO PT. Systemiq Lestari Indonesia, yang didanai pemerintah Norwegia dan institusi bisnis Borealis dari Austria.
Baca juga:
Pengelolaan Sampah di Surabaya Bakal Jadi Percontohan Nasional
Pembangunan TPS Balak, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan lebih dari 1,5 hektar lahan dengan kapasitas untuk mengolah 84 ton sampah per hari, dan mampu melayani kebutuhan pengolahan sampah di enam kecamatan sekitar.
Kapasitas pelayanan TPS ini sekitar 250.000 penduduk atau 55.491 rumah. Fasilitas ini dilengkapi dengan teknologi pengolahan sampah antara lain conveyor belt, baler, peralatan komposting, kendaraan pengangkut sampah.
TPS Balak juga telah dilengkapi untuk secara efisien mengolah sampah organik dan non-organik yang sebagian besar berasal dari rumah tangga di wilayah layanan. Ke depan operasional fasilitas ini diharapkan mampu mempekerjakan sekitar 200 orang karyawan dalam skala penuh.
Markus Horcher, Director Sustainability & Public Affairs, Borealis, mengatakan Banyuwangi Hijau merupakan perluasan jangkauan dari pengelolaan sampah di Muncar pada tahun 2018 melalui Project STOP.
"Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi dan cetak biru bagi program lain untuk mempercepat perwujudan ekonomi sirkuler dan menghindari pencemaran sampah ke lingkungan,” kata Markus Horcher.
Baca juga:
BG Skin Beri Solusi Urai Masalah Sampah Plastik di Pasuruan
Sementara Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Griverin, berharap TPS ini tak hanya pengelolaan sampah, namun juga memberikan dorongan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan
"Kita tidak bisa hanya bereaksi namun juga beraksi. Kerjasama di daerah adalah kunci untuk mengatasi permasalahan sampah," ujar Rut.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Sampah Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Nani Hendiarti, yang turut hadir peresmian tersebut mengapresiasi program Banyuwangi Hijau.
“Saat ini, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% pada 2025. Banyuwangi lebih dulu memikirkan permasalahan sampah dibanding kabupaten lain bahkan kota besar di Indonesia," kata Nani.