Pixel Codejatimnow.com

Pencarian 8 Nelayan Hilang Dihentikan, Bupati Arifin: Pemantauan melalui Society Community

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Bramanta Pamungkas
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin saat berada di posko pencarian. (Foto: Dok Prokopim Trenggalek for jatimnow.com)
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin saat berada di posko pencarian. (Foto: Dok Prokopim Trenggalek for jatimnow.com)

jatimnow.com - Setelah sempat diperpanjang selama 2 hari, operasi pencarian 8 nelayan asal Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek yang hilang di Pantai Gayasan, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, resmi dihentikan. Personel tim SAR Gabungan yang terlibat selama proses pencarian dikembalikan ke satuannya masing-masing.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengatakan meski secara resmi proses pencarian sudah dihentikan, namun pihaknya berharap pemantauan masih bisa dilakukan.

Ia berharap komunitas nelayan yang berada di pesisir selatan bila menemukan korban dalam keadaan hidup atau meninggal bisa melakukan evakuasi terlebih dahulu dan menginformasikan agar selanjutnya dilakukan identifikasi.

"Pencarian dan pemantauan bergerak secara Society Community," ujarnya, Senin (18/09/2023).

Faktor cuaca menjadi kendala selama proses pencarian berlangsung. Jarak pandang terbatas karena kabut serta ombak tinggi menyulitkan pencarian.

Sempat terdengar informasi terkait temuan jenazah di pantai masuk daerah Kabupaten Malang. Namun setelah diidentifikasi, jenazah tersebut bukan bagian dari 8 nelayan yang dilaporkan hilang.

Baca juga:
1 Nelayan Ditemukan Meninggal Dunia, usai Hilang Selama 2 Hari

"Kita posisinya masih nihil, secara SOP 7 hari pencarian, kemudian kemarin sempat ditambah 2 hari. Sejak hari pertama menurut keterangan teman-teman yang ada di lapangan, situasi ombak tinggi dan berkabut di sekitar lokasi," tuturnya.

Dalam waktu beberapa bulan terakhir ini, sedikitnya terdapat 3 kecelakaan laut yang melibatkan nelayan asal Kabupaten Trenggalek.

Pihak Pemkab sendiri mencoba melakukan berbagai upaya, di antaranya menghimbau nelayan untuk wajib pakai pelampung saat melaut. Selama ini nelayan enggan mengenakan pelampung karena dinilai mengganggu aktivitas bekerja.

Baca juga:
Kapal Ikan Terbalik di Pamekasan karena Cuaca Buruk, 2 Nelayan Hilang

Selain itu, nelayan juga diminta memantau perkembangan cuaca sebelum melaut.

"Saya berharap nelayan jangan nekat kalau dari Syahbandar mengumumkan BMKG kondisi cuaca seperti apa. Tolong sebelum melaut juga dipastikan. Karena ceritanya kemarin itu posisi mereka sudah mau pulang, kemudian tiba-tiba kabut dan jarak pandang terbatas. Selanjutnya, terbawa ke tepian dan dihantam ombak," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah kapal nelayan asal Pantai Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek karam di perairan Pantai Gayasan, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar pada Rabu (06/09/2023) lalu. Terdapat 23 nelayan asal Trenggalek yang menjadi korban. 15 nelayan berhasil selamat, sedangkan delapan nelayan masih dinyatakan hilang.