Pixel Codejatimnow.com

Krisis Air Bersih, Warga Desa Mlinjon Prioritaskan Air untuk Memasak

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Bramanta Pamungkas
Warga Desa Mlinjon saat mengambil air bersih. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Warga Desa Mlinjon saat mengambil air bersih. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Desa Mlinjon, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek menjadi langganan bencana kekeringan setiap tahun.

Warga di desa tersebut selalu waspada saat musim kemarau tiba. Sumur dan sumber mata air yang selama ini diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mengering.

Mereka kini hanya mengandalkan kiriman air bersih dari Pemkab setempat.

Salah seorang warga, Ranu mengatakan, sebelum musim kemarau mereka menggunakan sumber mata air yang ada di desa untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa warga menyalurkan air dengan selang dari sumber mata air ke dalam rumah.

Namun sejak bulan Agustus lalu, sumber tersebut debit airnya sudah berkurang banyak dan tidak bisa mencukupi kebutuhan warga.

"Musim kemarau panjang membuat sumber mata air dan sumur warga mengering. Kondisi ini sudah lama dirasakan oleh masyarakat," ungkapnya.

Baca juga:
Warga Dusun Sukun Ponorogo Jalan Kaki Susuri Hutan demi Air Keruh

Desa ini merupakan wilayah perbukitan kapur. Tidak semua warga memiliki sumur untuk kebutuhan air bersih. Mayoritas warga mengandalkan air dari sumber mata air maupun sungai.

Saat ini warga hanya mengandalkan kiriman air bersih dari Pemkab Trenggalek. Jika air tersebut terlambat datang, mereka terpaksa berjalan kaki sejauh 5 kilometer untuk mengambil air di sungai.

"Kalau pengiriman terlambat, kami terpaksa mencari air di sungai yang jaraknya lima kilometer dari pemukiman dengan berjalan kaki," tuturnya.

Baca juga:
Curhatan Emak-emak di Dusun Pologunting Sidoarjo: Air Sumur Hitam dan Berbau!

Saat ini warga memprioritaskan air bersih untuk keperluan memasak. Mereka baru menggunakannya untuk keperluan lain seperti mandi dan mencuci baju jika masih ada sisa air bersih.

Kebutuhan air bersih setiap warga desa tidak sama. Mereka berupaya menghemat air bersih agar tetap dapat memasak dan minum. Warga juga berharap hujan segera turun sehingga kebutuhan air bersih dapat tercukupi kembali.

"Saat ini prioritas air bersih untuk memasak, yang lain baru dilakukan jika ada sisa, pungkasnya.