Pixel Code jatimnow.com

Wafat Gencar Suarakan Isu Kesetaraan Gender lewat Feminism

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ahaddiini HM
Dokumentasi Wafat for jatimnow.com
Dokumentasi Wafat for jatimnow.com

jatimnow.com - Menginjak usia ke-27 tahun November 2023 ini, band death metal Wafat gencarkan suara realitas perempuan pada album Feminism.

Band ini lahir tahun 1996 dengan tiga personel, Frank Mufti pada vokal, Bangkit Al Azhar pada drum dan Raka Maulana pada gitar. Mereka menyuarakannya di berbagai negara lainnya seperti Amerika, Belanda, Italia, Jerman, Prancis, Spanyol, Jepang, Malaysia, Thailand dan lainnya.

Berbeda dari genre death metal umumnya yang berbicara mengenai kematian, Wafat justru menciptakan album Feminism sebagai bentuk dukungan terhadap kesetaraan gender mengenai kepedulian atas realitas yang terjadi pada perempuan.

Frank Mufti vokalis Wafat menjelaskan, album Feminism adalah sebagai wujud kepedulian terhadap para kaum perempuan.

"Ini sebenarnya sebagai sarana perjuangan dan penyadaran juga terhadap masyarakat, terutama di dunia metal sendiri, bahwa banyak yang bisa kita sampaikan, realitas perempuan contohnya, seperti pelecehan, kekerasan dan segala kasus yang terjadi, agar masyarakat lebih tanggap terhadap perempuan," ungkapnya Senin (30/10/2023) kepada Jatimnow.com.

Frank menambahkan, Wafat tidak hanya sekadar menyuarakan tentang pelecehan dan kekerasan perempuan, namun juga mengenai hak-hak perempuan termasuk hak dalam berpolitik.

Ada 10 lagu di album Feminism Wafat. Diantaranya ada Missoginis tentang tindakan kebencian terhadap perempuan, Kuasa Amoral tentang sistem patriarki yang menjerat perempuan, Replika Kasat Mata tentang fenomena sporadis yang menjadikan perempuan sebagai objek seksual, Sexual Tanah Perempuan mengenai perempuan dan perjuangannya dalam bertahan dan melawan sistem dominasi, Alienasi Kontrabasi mengenai sangkut paut budaya dan religiusitas yang merendahkan perempuan.

Baca juga:
Komitmen FOOM dan Weird Genius Beri yang Terbaik untuk Bangsa

Frank menambahkan, selain itu adalah lagu Feminism mengenai pergerakan perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya dalam meraih kesetaraan gender dan Glorify Woman berbicara tentang segala hak perempuan, salah satunya adalah mengenai hak berpolitik.

Frank menyampaikan representasi perempuan di Indonesia dalam bidang politik dapat dikatakan masih jauh dari harapan. Perempuan yang terjun dalam dunia perpolitikan tak jarang masih terbelenggu dengan latar belakang, budaya patriarki ataupun perbedaan gender.

"Disamping mengamankan hak berpolitik diri sendiri bagi perempuan, pemerintah harus bisa menjamin keamanan hak-hak politik setiap perempuan sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan asas Pancasila. Jadi seluruh perempuan Indonesia nggak takut ketika harus terjun dalam politik terlebih ikut serta di Pemilu 2024 nanti," terang leader Wafat ini.

Sementara itu drummer Wafat, Bangkit Al Azhar menyampaikan segala pihak harus mendukung penuh usaha dalam meraih hak-hak perempuan.

Baca juga:
Anugerah Musik Banyuwangi, Cara Bupati Ipuk Ajak Anak Muda Cintai Budaya Daerah

"Semua dimulai dari lingkungan terkecil. Keluarga, tetangga, lingkungan luar ataupun masyarakat juga pemerintahan. Perlu usaha penyadaran dan pemahaman menyeluruh untuk beri suasana dan ruang aman terhadap perempuan agar tujuan dan kesetaraan gender tercapai di bidang politik ataupun lainnya," ungkap pemuda Balongbiru, Taman Sidoarjo ini.

Melalui Bangkit, Wafat berharap, band-band deathmetal lainnya turut berkontribusi serta menyuarakan perihal perempuan sebagai usaha mewujudkan peraihan hak-hak perempuan, baik hak berpolitik dalam songsong Pemilu 2024 ataupun hak hidup lainnya layaknya isi dari perjuangan di album Feminism.

5 album telah dikeluarkan Wafat sejak berdirinya di 1996 adalah Cemetery Of Cellarage 1997, Surga Itu Gelap 2009, Exhausted Soul 2011, Doxa 2018 dan terakhir album Feminism 2022.