Pixel Codejatimnow.com

Musim Enthung Jati, Berkah Warga Kawasan Hutan Bojonegoro

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Misbahul Munir
Warga sekitar kawasan hutan di Kecamatan Temayang Bojonegoro saat berburu Enthung jati (Foto: Misbahul Munir/jatimnow.com)
Warga sekitar kawasan hutan di Kecamatan Temayang Bojonegoro saat berburu Enthung jati (Foto: Misbahul Munir/jatimnow.com)

jatimnow.com - Masyarakat di sekitar kawasan hutan Bojonegoro memiliki kebiasaan atau tradisi unik saat memasuki musim penghujan, yakni berburu ulat jati atau yang biasa disebut enthung.

Di awal musim penghujan merupakan waktu berseminya daun pohon jati yang dibarengi dengan banyaknya ulat jati yang bermetamorfosis menjadi kepompong atau yang biasa disebut enthung.

Berbekal toples dan kantong plastik, setiap pagi puluhan warga beramai-ramai selalu berdatangan masuk ke hutan untuk mencari kepompong ulat jati atau biasa disebut enthung.

Ulat jati atau enthung itu bisa ditemukan di antara tetumpukan daun jati yang sudah mengering dan membusuk.

Enthung jati itu kemudian diolah sendiri menjadi kudapan ekstrem yang enak dan gurih atau dijual dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Seperti yang diungkapkan oleh Jumirah (56) warga Desa Buntalan Kecamatan Tamayang. Saat musim enthung seperti ini merupakan berkah baginya untuk mendapatkan uang tambahan dari menjual enthung.

Baca juga:
Video: Berburu Kepompong Ulat Jati

"Biasanya satu kilogram enthung jati harganya Rp70 ribu. Kalau satu pincuk isi satu cangkir itu Rp10 ribu," ungkap Jumirah. Selasa (19/12/2023).

Menurutnya, mencari entung jati sudah menjadi kebiasaan sejak ia masih remaja. Dulu entung jati sangat banyak dan melimpah lantaran kawasan hutan jati masih lebat.

"Sehari biasanya jual sampai 15 cangkir/pincuk, lumayan daripada tidak ngapa-ngapain, " sambungnya.

Baca juga:
Melihat Warga Berburu Kepompong Ulat Jati di Tulungagung

Berburu enthung di hutan jati seperti ini sudah menjadi tradisi warga pinggiran hutan wilayah selatan Kabupaten Bojonegoro. Perburuan akan berakhir seiring hilang ulat atau enthung yang sudah berubah menjadi kupu-kupu.

Lain halnya dengan Yayuk yang juga pencari enthung jati. Dirinya berangkat dengan keluarganya datang ke hutan ini untuk mencari enthung untuk dikonsumsi sendiri. Menurutnya, enthung jati memiliki rasa khas yang gurih dan lezat.

"Enthung dimasak tumis dengan dicampur daun kedondong, irisan cabe rawit tomat dan bawang. Rasanya gurih, kletus-kletus enak, " pungkasnya.