Pixel Code jatimnow.com

Gaya Lawas Baliho-baliho Caleg di Kediri Bikin Polusi Pemandangan Saja

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Yanuar Dedy
Baliho caleg di salah satu sudut Kota Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Baliho caleg di salah satu sudut Kota Kediri. (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Wajah calon legislatif (Caleg) memenuhi setiap sudut Kota Kediri. Secara visual, gayanya terkesan template, wajah besar disertai contoh surat suara berisi nama-nama mereka.

Pakar komunikasi di Kediri Hari Tri Wasono menyebut itu merupakan gaya-gaya lama yang kini sudah tidak menarik lagi.

Jurnalis senior Tempo itu mengatakan, 50 persen lebih pemilih di Pemilu 2024 nanti adalah anak-anak muda. Kalau para Caleg masih menggunakan cara-cara lama ini mustahil ia bisa diterima oleh calon pemilih.

“Kalau mereka masih menggunakan cara berkomunikasi yang begitu-begitu saja akan susah diterima,” kata Hari Tri Wasono, Sabtu (6/1/2024).

Di awal masa kampanye, Hari pernah melakukan riset kecil. Dia menanyai sejumlah calon pemilih yang nanti Februari, akan memilih untuk pertama kalinya. Hasilnya, mereka sama sekali tak mengenali calon-calon legislatif ini, padahal fotonya sudah bertebaran di mana-mana.

“Kemarin saya melakukan riset, ini segmen saya anak-anak SMA yang besok pertama dia memilih. Dari sekian puluh orang yang saya tanya tidak ada satu pun yang tahu Caleg di sekitar mereka di tingkat DPRD entah kota atau kabupaten, padahal gambar bertebaran di mana-mana,” jelas Hari.

Baca juga:
Baliho Caleg di Gresik Ini Terlihat Simpel tapi Lengkap Informasinya, Paham?

“Artinya, strategi yang mereka pakai itu sebenarnya kurang bisa ditangkap, jadi yang selama ini Caleg lakukan melalui gambar itu hanya citra diri, itu sama sekali tidak menggambarkan kemampuan dan visi-misi mereka. Bagaimana kemudian kita bisa mengukur seseorang pandai atau tidak, dia punya visi-misi atau tidak dari gambarnya,” tambahnya.

Menurut Hari, dengan baliho ini orang dipaksa untuk memilih, mengingat wajah tanpa tahu kualitas dan visi-misinya. Cara kampanye yang seperti ini yang harus diubah, ini akan seperti memilih kucing dalam karung. Padahal pemilih sekarang kata dia anak muda lebih cerdas dan kritis.

“Memang harus diakui cara berkampanye para Caleg ini masih old school, sudah era lama. Nggak laku lagi, nggak menarik untuk pemilih pemula,” tegasnya.

Baca juga:
Baliho Caleg Berbahasa Daerah di Bangkalan, Lebih Dekat dengan Pemilih

Belum lagi, cara ini membuat polusi pemandangan. Bagaimana tidak, mereka memenuhi setiap sudut kota. Cost kampanye model seperti ini menurut Hari juga cukup tinggi. Cukup disayangkan kalau ternyata hasilnya tidak efektif.

“Adu gagasan, adu pikiran harus diutamakan daripada adu wajah. Jangan banyak gambar, perbanyak bertemu dan berdiskusi dengan konstituen, itu jauh lebih efektif,” tandasnya.