Pixel Codejatimnow.com

Baliho Caleg Berbahasa Daerah di Bangkalan, Lebih Dekat dengan Pemilih

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Fathor Rahman
Baliho caleg berbahasa daerah. (Foto: Fathor Rahman/jatimnow.com)
Baliho caleg berbahasa daerah. (Foto: Fathor Rahman/jatimnow.com)

jatimnow.com - Baliho para peserta pemilu banyak bertebaran di Bangkalan. Uniknya, terdapat sejumlah baliho menggunakan bahasa daerah untuk menciptakan pendekatan pada masyarakat.

Salah satu contohnya, yakni baliho yang bergambar salah satu calon legislatif DPR RI, Syafiuddin yang terpasang di sejumlah titik di Bangkalan. Dalam baliho tersebut, sengaja dituliskan peribahasa Madura, yakni Song Osong Lombhung (gotong royong), yang menjadi slogan Syafiuddin.

Selain itu, juga terdapat baliho bergambar Prabowo Subianto dengan membubuhkan tulisan Wayahe Prabowo (waktunya Prabowo).

Ada pula baliho dengan gambar Anis Baswedan dan Cak Imin dengan slogan 'Am1n Beih (Am1n saja).

Dosen Komunikasi Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim mengatakan penggunaan bahasa daerah merupakan strategi komunikasi politik untuk mendapatkan kedekatan (proximity) kepada pemilih di tingkat lokal.

Baca juga:
Baliho Caleg di Gresik Ini Terlihat Simpel tapi Lengkap Informasinya, Paham?

"Saya pikir itu juga akan membangun dan menguatkan feel atau rasa, identifikasi diri dengan masyarakat setempat," ujarnya, Minggu (7/1).

Ia juga mengatakan, selain untuk membangun kedekatan, penggunaan bahasa daerah didalam baliho kampanye juga dalam rangka membumikan pesan komunikasi politik.

"Sejauh bisa dikemas dan didesain dengan baik biasanya akan bisa lebih efektif jika dibandingkan dengan pesan sejenis," imbuhnya.

Baca juga:
Gaya Lawas Baliho-baliho Caleg di Kediri Bikin Polusi Pemandangan Saja

Meski begitu, menurutnya penggunaan bahasa daerah dalam baliho juga perlu kehati-hatian. Sebab, penggunaan bahasa lokal memiliki kedekatan dengan adat dan keyakinan masyarakat.

"Jangan sampai bertentangan dengan adat, keyakinan dan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat setempat sehingga pesan politik akan menjadi kontraproduktif," pungkasnya.