Pixel Codejatimnow.com

Paguyuban Jukir Surabaya Orasi Tolak QRIS, Komentar Netizen Menohok!

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Paguyuban Jukir Surabaya (PJS). (Foto: tangkapan layar IG @inisurabaya)
Paguyuban Jukir Surabaya (PJS). (Foto: tangkapan layar IG @inisurabaya)

jatimnow.com - Kelompok masa yang mengatasnamakan dirinya Paguyuban Jukir Surabaya (PJS) menolak penerapan parkir nontunai atau QRIS di Kota Pahlawan. Penolakan itu viral di beberapa media sosial. Mereka nampak melakukan orasi diikuti sahutan kompak bernada penolakan.

"Yang terhormat Bapak Wali Kota Surabaya. Kami paguyuban Jukir Surabaya, mewakili seluruh Jukir Surabaya bahwasanya dalam hal ini kami menolak pembayaran parkir non tunai berada di Kota Surabaya," teriak mereka, dalam video viral @inisurabaya, seperti dilihat jatimnow.com, Senin (15/1/2024).

"Sekali lagi seluruh Jukir Kota Surabaya menolak," tegas mereka. PJS ... Kompak ... PJS ... Kompak ... PJS ... Kompak," ucap mereka sahut-sahutan.

Dalam postingan viral itu, banyak komentar netizen bernafas kontra terhadap aksi yang dilakukan Paguyuban Jukir Surabaya itu. Salah satunya @syukronmuba_oky yang mengatakan "Kami paguyuban pengendara motor dan mobil menolak keberadaan tukang parkir liar," tulis dia.

Bahkan, salah satu netizen nampak mengomentarinya dengan nuansa yang cukup menohok. Hal itu dilakukan oleh akun bernama @tommy_28 "kembalikan ke pulaunya putus jembatannya," tulis dia.

Sontak komentar itu menuai tanggapan dari banyak netizen lainnya yang ikut menyepakati.

Salah satunya @rusdy_ "lha iyo kota ini mau maju malah dibikin kumuh dan pikiran primitiv...gak mikir pulaune dewe piye ben maju malah bikin ruwet d kene," tulis dia.

Baca juga:
10 Titik Parkir di Surabaya Ini Gunakan Pembayaran QRIS

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menanggapi aksi penolakan yang dilakukan para PJS itu. Eri menjelaskan, penerapan parkir nontunia tujuan utamanya untuk menaikkan kesejateraan para jukir. Dengan pembagian hasil 40-60.

"Jadi hasilnya (pendapatan retribusi) berapa, kalau Jukirnya 40 persen, langsung masuk ke Jukir 40 persen, dan masuk ke pemerintahnya 60 persen. Itu lebih fair, lebih adil," kata Eri.

Selain itu, aturan baru ini juga untuk menutup praktik-praktik 'main mata' alias aksi terselubung yang dilakukan oleh Dishub Surabaya soal setoran parkir yang tak masuk ke Pemkot.

Baca juga:
Digitalisasi Parkir di Surabaya Alot, QRIS Dialihkan Pakai Voucher

"Kalau selama ini Jukir mengatakan bahwa wong Dishub kakean dulinan (orang Dishub kebanyakan bermain), nah dengan QRIS ini insya Allah akan memberikan kepastian dengan parkir berlangganan antara Jukir dengan teman-teman Dishub," tegasnya.

Kepala UPTD Parkir Tepi Jalan Umum Dishub Surabaya Jeane Mariane Taroreh menegaskan aturan baru ini akan tetap berjalan di tahun 2024. Uji coba telah dilakukan di lima titik di Surabaya diantaranya, Jalan Tunjungan, Jalan Tanjung Anom, Jalan Genteng Besar, Jalan Embong Malang, serta di Jalan Blauran.

Sedangkan Februari 2024, seluruh parkir akan beralih ke sistem online, atau QRIS
"Harapannya demikian. Kalau Februari semua digitalisasi, ya semuanya harus digitalisasi," kata Jeane.