Pixel Codejatimnow.com

2 Tanggul Sungai Plalangan Lamongan Jebol Berhasil Ditangani, Banjir Mulai Surut

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Proses penanganan tanggul jebol di Kali Plalangan Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Proses penanganan tanggul jebol di Kali Plalangan Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Dua titik tanggul yang jebol di Kali Palalangan berhasil ditangani, yang sebelumnya mengakibatkan banjir pada lahan tambak, pertanian dan pemukiman warga.

Dikabarkan Ketua BPBD Lamongan, Joko Raharto, bila banjir yang disebabkan tanggul jebol kini mulai surut. Warga pun mulai melakukan pembersihan sisa banjir.

"Alhamdulillah sudah berhasil ditanggulangi. Dan banjir di 2 dusun sudah surut," kata Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Joko Raharto, Selasa (8/2/2024).

Untuk sementara, penambalan tanggul menggunakan batu deltu (pedel berbatu). Hal itu terpaksa dilakukan karena sulitnya material tanah sejenis pada sekitar tanggul.

Pengurukan dilakukan dengan menggunakan alat berat, backhoe untuk titik tanggul utara jembatan. Sedang di satu lainnya yang juga jebol bisa diatasi dengan cara manual.

"Selama perbaikan tanggul kita melibatkan TNI, Polri, BPBD, Dinas PU SDA dan warga masyarakat sekitar," katanya.

Hari ini, kata Joko, tinggal penyempurnaan dan memperkuat di 2 lokasi tersebut. Puluhan anggota Kodim 0812, Babinsa, Koramil, bersama Dinas PU SDA, Kepolisian, perangkat desa serta masyarakat melaksanakan kegiatan kerja bakti perbaikan tanggul Kali Plalangan.

Baca juga:
BBWS-BS Bakal Bangun Tanggul Permanen di Sungai Plalangan Lamongan

"Petugas Operasi dan Pemeliharaan/OP 4 BBWS Bengawan Solo, Hidayat, Kabid Ops PU SDA Lamongan turut dalam penanggulangan," katanya.

Kepala Desa Tambakploso, Akhmad Jaelani memastikan sudah tidak ada rumah yang kebanjiran.

"Sisa genangan tinggal di jalan depan rumah," kata Jaelani.

Baca juga:
Tanggul Sungai Plalangan Jebol, Banjir Rendam Ratusan Rumah di Lamongan

Namun untuk banjir yang melanda tambak masih belum bisa ditangani, karena permukaan pematang rata-rata belum terlihat. Selain itu, banyak pematang yang rusak diterjang derasnya arus air.

Sampai hari ketiga, terdata sebanyak 100 hektare lahan tambak di 3 dusun, Candipari, Gabus dan Plosolebak.

"Kerugian yang dialami warga mencapai sekitar Rp10 miliar," ungkap Jaelani.