Pixel Codejatimnow.com

Kirab Bedol Pusoko, Jejak Peralihan Kota Lama ke Kota Baru di Ponorogo

 Reporter : Erwin Yohanes Mita Kusuma
Prosesi Bedol Pusoko di Ponorogo
Prosesi Bedol Pusoko di Ponorogo

jatimnow.com - Dalam dua tahun terakhir, Pemkab Ponorogo mempunyai acara berbeda diperayaan Grebeg Suro. Salah satunya Kirab Bedol Pusoko yang dilakukan setiap malam sebelum perayaan 1 suro.

Untuk tahun ini, kirab Bedol Pusoko dilakukan pada Minggu (9/9/2018) tengah malam menuju Senin (10/9/2018) dini hari.

Ada tiga pusaka yang diberangkatkan dari rumah dinas Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni. Yakni Sabuk atau Angkin Cinde Puspita, Payung Songsong Tunggul Wulung dan Tombak Tunggul Naga.

Ketiganya dikirab dengan cara hening. Peserta tidak ada yang boleh menggunakan alas kaki. Dan sepanjang perjalanan 5 km, mereka harus hening tidak boleh berbicara satu patah kata pun.

Ratusan peserta mengantarkan tiga pusaka dari kota baru (alun-alun) menuju kota lama (sarpon).

Baca juga:
Komunitas di Ponorogo Berbagi Sahur untuk Penunggu Pasien Rumah Sakit

"Kan sejarahnya demikian. Sebelum dipindahkan, dulu pusat pemerintahan di Pasar Pon sekitar 5 km dari sini," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni.

Ia menceritakan, dalam sejarah Ibu Kota Ponorogo ada di Pasar Pon pada tahun 1496. Kemudian berpindah ke alun-alun di tahun 1738.

"Ya kalau keraton dan sejenisnya tidak ada. Tapi ada bangunan masjid tua dan makam sang pendiri Ponorogo yang menguatkannya," terangnya.

Baca juga:
Rumah Pedagang Sayur di Ponorogo Dibobol Maling saat Tarawih, Rp25 Juta Raib

Ia mengatakan, sebenarnya tradisi Bedol Pusoko cuma simbolis. Dan yang paling penting memeriahkan peringatan Suroan di Ponorogo.