Pixel Codejatimnow.com

Makna Kue Apem dan Tradisi Megengan Jelang Ramadan

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Haryo Agus
Suasana megengan menyambut Ramadan di Probolinggo. (Foto: Haryo Agus jatimnow.com)
Suasana megengan menyambut Ramadan di Probolinggo. (Foto: Haryo Agus jatimnow.com)

jatimnow.com - Menyambut bulan suci Ramadan, umat muslim di Jawa akan menggelar tradisi Megengan. Dalam tradisi tersebut, identik dengan kue apem sebagai menu utamanya.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga, Puji Karyanto SS MHum mengatakan, bahwa orang Jawa itu menghargai sakralitas waktu.

"Megengan itu bentuk orang Jawa atau muslim Jawa menghargai datangnya Ramadan. Jadi kalau orang Jawa menyebut menghargai wulan poso (bulan puasa)," kata Puji pada jatimnow.com, Senin (4/3/2024).

Puji menjelaskan, Megengan itu berasal dari kata megeng yang berarti menahan diri atau mengendalikan diri. Seperti halnya puasa yang akan menahan diri dari lapar dan hawa nafsu.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga, Puji Karyanto, S.S, M.Hum (Foto: Puji Karyanto for jatimnow.com)Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga, Puji Karyanto, S.S, M.Hum (Foto: Puji Karyanto for jatimnow.com)

Baca juga:
Omzet Penjual Apem di Candi Sidoarjo Naik 70 Persen Gegara Megengan

"Maka dihormatilah dengan makan besar dulu atau bancakan (syukuran)," jelasnya.

Tradisi megengan biasanya identik dengan kue apem. Puji menyebut, kue apem adalah simbol permintaan maaf kepada seseorang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Baca juga:
Tradisi Ziarah di Kompleks Makam Tanpa Nama Tulungagung Jelang Ramadan

Puji melanjutkan, Kata apem berasal dari bahasa arab 'afwan' yang berarti maaf. Jadi sebelum menahan diri atau puasa, orang-orang akan meminta maaf untuk membersihkan dirinya dalam menghadapi bulan Ramadan, yang disimbolkan dalam kue apem.

"Orang Jawa kan menyukai simbol-simbol. Katanya kan, man is animal symbolicum. Jadi orang Jawa itu menyukai pesan-pesan dengan bahasa simbol," tandasnya.