Pixel Codejatimnow.com

6 Tokoh Masuk Bursa Pilkada Sidoarjo 2024, Siapa Paling Berpeluang?

Editor : Yanuar D  Reporter : Ahaddiini HM
Founder IRPD, Nanang Haromain. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)
Founder IRPD, Nanang Haromain. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sejumlah nama potensial muncul dalam bursa calon Bupati Sidoarjo 2024. 6 di antaranya incumbent Gus Muhdlor Ali, Subandi (PKB), Anik Maslachah (PKB), Hudiyono (Demokrat), Adam Rusydi (Golkar) dan Bambang Haryo Soekarnoto (Gerindra). Siapa paling berpeluang?

Berikut profil dari 6 tokoh potensial yang masuk dalam bursa Pilkada Sidoarjo 2024:

1. Gus Muhdlor Ali

Ahmad Muhdlor Ali, S.IP. atau akrab dipanggil Gus Muhdlor adalah Bupati Sidoarjo yang kini masih menjabat. Ia adalah anak keenam dari tokoh NU KH. Agoes Ali Masyhuri, Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat.

Menurut data KPU pada tanggal 16 Desember 2020, Gus Muhdlor memenangkan pemilu tersebut dengan perolehan 39,8 persen suara, mengalahkan pasangan Bambang Haryo dan Taufiqulbar dengan 38,3 persen suara dan pasangan Kelana Aprilianto dan Dwi Astutik dengan 21,8 persen suara.

2. H. Subandi, S.H.

Nama kedua adalah Subandi, politikus yang juga sebagai Ketua PKB Sidoarjo ini menjabat sebagai Wakil Bupati Sidoarjo periode 2021-2024.

Sebelumnya ia adalah Kepala Desa Pabean (2008-2014, 2014-2018) berlanjut menjadi Anggota DPRD Sidoarjo (2019-2020) dan saat ini sebagai Wakil Bupati Sidoarjo (2021-sekarang).

3. Hj. Anik Maslachah, S.Pd., M.Si.

Tak ketinggalan Anik Maslachah, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim sejak 13 Januari 2020, selain itu ia juga menjabat sebagai Sekretaris DPW Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Jawa Timur.

Sebelumnya Anik adalah Guru SMK YPM Sepanjang (1996-2004) kemudian menjadi Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo (2004-2009, 2009-2014), Anggota DPRD Provinsi Jatim (2014-2019, 2019-2020), terakhir Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim (2020-sekarang).

4. Dr. H. Hudiyono, M.Si.

Mantan PJ Bupati Sidoarjo yang pensiun dini ini, nantinya juga diprediksi akan maju di Pilkada 2024.

Hudiyono, yang sebelumnya menjabat sebagai Penjabat Bupati Sidoarjo dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, telah memutuskan untuk pensiun dini sejak 1 November 2023, beberapa bulan sebelum jadwal pensiun resmi pada Maret 2024.

5. Adam Rusydi, S.Pd

Ketua DPD Partai Golkar Sidoarjo, Adam Rusydi juga siap melengang maju pada Pilbup Sidoarjo mendatang.

Saat dikonfirmasi jatimnow.com kala itu, Adam Rusydi menyampaikan bahwa salah satu dukungan untuk ia agar dapat maju Pilkada adalah dari partai politik dan masyarakat.

Ia juga memaparkan selama ini telah melaksanakan program-program yang berkaitan dengan UMKM dengan memberikan pelatihan dan juga manajemen organisasi, manajemen kas hingga masuk platform digital marketing.

Selain itu, ia juga turut merangkul para pemuda dengan turut berkontribusi dalam kegiatan dan memberikan segala masukan.

6. Ir. H. Bambang Haryo Soekartono

Baca juga:
Pengamat Yakin Gus Muhdlor Urung Maju Pilkada Sidoarjo usai jadi Tersangka KPK

Tokoh lainnya adalah Bambang Haryo Soekartono atau yang biasa disebut BHS.

Ia adalah seorang politisi yang dikenal sebagai pengusaha kapal ferry dan menjabat sebagai Direktur di beberapa usaha perusahaan perkapalan yaitu PT. Dharma Lautan Utama, PT. Adiluhung Saranasegara dan PT. Graha Senggigi.

Bambang Haryo Soekartono mencalonkan diri dalam pemilihan umum Bupati Sidoarjo 2020 dengan calon wakil bupati M. Taufiqulbar.

Pada masa kerja 2014-2019 Bambang duduk di Komisi VI yang membidangi BUMN, Koperasi, Investasi, Perdagangan dan Perindustrian.

Tahun 2020, Bambang Haryo Soekartono mencalonkan diri sebagai calon Bupati Sidoarjo periode 2021-2024 dengan nomor urut 1, namun diungguli oleh pasangan Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi dengan selisih 14.250 suara.

Sementara itu Nanang Haromain, Pengamat politik yang juga  Founder Institute Research of Public Development (IRPD) Sidoarjo mempunyai pandangan tersendiri terkait bursa calon Bupati Sidoarjo 2024.

"Saya mulai bahas dari rekom partai. Hari ini semua partai masih diliputi situasi ketidakpastian. Konstelasi ini agak terang setelah persoalan gugatan MK clear semua sehingga masing-masing parpol bisa menata koalisi termasuk urusan Pilkada di daerah. Ketika masing-masing calon sudah ada titik terang rekom, baru analisa kekuatan masing-masing bisa terukur," ucapnya kepada jatimnow.com, Kamis (28/3/2024).

Ia melanjutkan, sejak mekanisme pilkada secara langsung dimulai, elektabilitas calon adalah konsideran utama dalam penentuan calon bupati dan wakil bupati.

"Elektabilitas ini merujuk pada kekuatan calon dalam menggaet simpati pemilih, baik itu kharisma, popularitas, maupun reputasi bersih dari korupsi serta integritas diri yang  teruji. Penentuan Cabup ini juga ditentukan kesiapan logistik dan sumber daya. Bagaimanapun Pilkada adalah perhelatan raksasa yang membutuhkan ongkos politik yang tak sedikit," ujar Nanang.

Merujuk pada syarat-syarat tersebut, ia menilai hanya ada sedikit warga Sidoarjo yang memenuhinya, "Ada 4 sampai 6 nama yang tersebar di PKB dan Gerindra yang sekiranya mampu bersaing di W1," tuturnya.

Baca juga:
Suara Nahdliyin Penentu Kemenangan di Pilkada Sidoarjo 2024

"Kalau PKB, ada nama Gus Muhdlor dan Pak Bandi, bupati dan wakil bupati sekarang. Masih ada nama Usman dan keluarga mantan Bupati, H. Saiful Ilah juga. Kalau peta sekarang lebih dekat ke PKBnya Pak Bandi. Saat ini yang berpeluang besar pegang rekom ya Pak Bandi," ujarnya.

"Usman kalau semakin bagus elektabiltasnya, bisa menjadi kuda hitam peraih rekom PKB. Usman lebih diterima di kalangan NU ketimbang pak Bandi," tuturnya.

Menurutnya PKB masih terdapat keluarga H. Saiful dengan jaringan dan logistik kuat juga bisa sebagai penantang rekom PKB

Mengenai Anik Maslachah, Nanang menyebut ia berada ruang nyaman DPRD Provinsi.

"Kalau mbak Anik, nampaknya nyaman berebut ketua DPRD Provinsi. Mba Anik ini sebenarnya potensial. Setiap Polkada Sidoarjo, namnya selalu muncul. Jaringan kuat dan mengakar di Sidoarjo," ucapnya.

Ia turut memberikan tanggapan mengenai BHS, "Rasanya keluarga BHS tidak ikut langsung mbak karena sudah terpilih DPRD RI dan Provinsi. BHS akan supporting Gerindra dari belakang,” jelasnya.

Tapi yang pasti, Gerindra hari ini berkepentingan dengan pilkada, sebagai ruling party yaitu partai penguasa, butuh penyambung kebijakan pusat yang linear sampe daerah disamping BHS yang punya peran sendiri," imbuhnya.

Mengenai Gus Mudhlor, ia mempunyai penilaian kritis tersendiri. “Kalau Gus Muhdlor, sedikit banyak urusan hukum bisa menjadi ganjalan untuk maju W1. Sehingga kalkulasi politiknya harus matang. Kalaupun nanti maju lagi, rekom diluar PKB juga terbuka lebar. Semua partai akan menerima tangan terbuka di luar persoalan OTT, approval rating Gus Muhdlor masih tinggi dan berpeluang menang dengan kendaraan parpol manapun mengenai mereka-mereka itu yang berpotensi jadi di W1," paparnya.

Selain tokoh-tokoh di atas, Nanang melihat belum ada kader mumpuni untuk bersaing di level Bupati.

"Dari komposisi partai lain, saya melihat belum ada kader partai yang mumpuni untuk bersaing di level Bupati. Nama-nama seperti mantan Pj Bupati Sidoarjo Dr.Hudiono, Adam Rusydi Golkar, H. Khulaim Junaidi PAN, Sulammul Hadi PKB atau Samsul Hadi PDIP masih di level pemdamping, W2 bukan kandidat utama W1," tutpnya.