Pixel Codejatimnow.com

Sadad Paparkan Cikal Bakal Gerakan Aktivis, Mengutip Keilmuan Gus Dur

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Ni'am Kurniawan
Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad saat bertemu para aktivis mahasiswa di Lamongan. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad saat bertemu para aktivis mahasiswa di Lamongan. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad bertemu dengan sejumlah aktivis mahasiswa di Lamongan.

Dalam pertemuan tersebut, pria yang akrab disapa Gus Sadad tersebut memaparkan gagasan politik yang pernah disampaikan Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Berbicara di depan peserta pertemuan yang berasal dari Lamongan, Gresik, Bojonegoro, dan Tuban, Gus Sadad memaparkan peran startegis anak muda dalam politik. Menurutnya, sudah sewajarnya anak muda yang memiliki kepedulian terhadap bangsa ikut turun dalam politik.

"Proses yang sedang adik-adik mahasiswa jalani sekarang ini adalah proses yang juga pernah dialami tokoh-tokoh bangsa. Aktivis itu adalah orang-orang yang sudah merasa ada sesuatu di luar sana, di luar dirinya, yang harus mereka perjuangkan yang lebih besar dari kepentingan dirinya," kata Gus Sadad, Kamis (28/3/2024).

Semangat para aktivis biasanya juga beririsan dengan kerja-kerja politik. Sehingga, tidak sedikit seorang aktivis yang kemudian ikut turun sebagai politisi.

"Biasanya, aktivis itu tahap berikutnya politikus. Calon-calon politisi masa depan," kata peraih gelar doktor politik Islam dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Uinsa) ini.

Keluarga besar Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan ini lantas memaparkan gagasan sosial ekonomi yang berkembang di Nahdlatul Ulama. Seperti halnya pada Muktamar NU di Magelang pada 1939 ditetapkanlah prinsip-prinsip pengembangan sosial dan ekonomi yang tertuang dalam Mabadi Khaira Ummah.

"Dalam NU itu, kita mengenal ada namanya prinsip-prinsip untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia yang disebut sebagai Mabadi Khaira Ummah. Mabadi itu kan jamak dari mabda. Mabda itu kan asas pijakan atau dasar khoiro ummah. Itu adalah untuk menciptakan kualitas yang baik bagi keumatan kita ini," kata Gus Sadad yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini.

Baca juga:
Gugatan Sengketa Pilpres Ditolak MK, Gerindra Jatim: Selesaikan Semua Spekulasi

Gus Sadad mengutip penjelasan tentang gagasan NU tersebut saat disampaikan langsung oleh Gus Dur. Saat itu, Gus Dur masih menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1984-1999.

Gus Sadad yang saat itu masih menjadi mahasiswa sekaligus pers Mahasiswa, mendengarkan secara langsung penjelasan Gus Dur pada forum NU di Jawa Timur. Di hadapan para Kiai, Gus Dur menyampaikan gagasan tersebut.

"Gus Dur bicara soal itu. Kenapa mabadi Khaira ummah? Karena Khaira ummah ini adalah satu konsep, suatu terminologi yang mengacu kepada ayat dalam Al-Qur'an yang berbunyi kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nsi ta`murna bil-ma'rfi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu`minna billh," kata Gus Sadad.

"Ini menjadi suatu upaya ikhtiar yang luar biasa. Untuk apa? Menciptakan sebaik-baiknya umat sesuai dengan konsep Al-Qur'an," katanya di hadapan peserta pertemuan yang di antaranya berasal dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.

Baca juga:
Top of Mind Elektabilitas Cagub Jatim 2024, Berikut Nama-namanya!

Banyaknya kader dan PMII yang berkecimpung di politik harus mendapatkan sambutan hangat. Harapannya, semakin banyak ide dan gagasan keumatan yang membawa manfaat untuk bangsa.

Karenanya, Gus Sadad juga berharap semakin banyak anak muda yang mau turun di politik. "Politik bisa sebagai alat atau menjadi tools untuk memperbaiki dan mengikhtiarkan supaya kita menjadi sebaik-baiknya umat yang aktif melakukan ta `murna bil-ma'rfi wa tan-hauna 'anil-mungkar," katanya.

"Sehingga, ke depan itu kita punya pemimpin-pemimpin yang bisa mengharmonikan antara tujuan kita bernegara di atas basis tujuan kita beragama," kata Gus Sadad.

Kegiatan tersebut menjadi rangkaian Gus Sadad dalam safari Ramadhan yang dilakukan tahun ini. Sebelumnya, Gus Sadad juga sempat bertemu para aktivis di Surabaya, Jombang, dan Madiun.