Pixel Code jatimnow.com

Sebaran Kasus DBD di Kabupaten Kediri, Ini 3 Wilayah Tertinggi

Editor : Yanuar D  
Ilustrasi. (Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases/Unsplash)
Ilustrasi. (Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases/Unsplash)

jatimnow.com - Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Kediri, pada awal 2024 ini sudah merenggut nyawa. Hingga akhir Maret dua anak meninggal dunia akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Kediri, dr. Bambang Triyono Putro menambahkan, saat ini penyakit DBD menjadi ancaman serius. Hal ini dapat dilihat dari grafik peningkatan jumlah kasus pada awal tahun 2024 ini.

Hingga akhir Maret, Dinkes Kabupaten Kediri mencatat sudah ada 158 kasus dan kematian dua orang. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari total kasus tahun 2023 sebanyak 132 dengan jumlah pasien meninggal dunia 3 orang.

Dilihat dari jumlah kasus setiap bulannya di awal 2024 ini juga mengalami kenaikan. Dari bulan Januari 46 kasus naik menjadi 64 kasus pada bulan Februari.

“Untuk bulan Maret sedikit turun menjadi 52 kasus," imbuh dr. Bambang.

Lonjakan kasus DB awal 2024 ini dipicu oleh datangnya musim penghujan. Itu sebabnya, pada bulan Maret kasus demam berdarah sedikit menurun karena curah hujan di Kabupaten Kediri mulai berkurang.

Kasus di Kabupaten Kediri ini tersebar secara merata. Tetapi Dinkes mencatat ada tiga wilayah kecamatan paling tinggi kasusnya yaitu di Kecamatan Pare, Badas dan Plosoklaten. Sedangkan wilayah dengan kasus paling rendah ada di Kecamatan Semen dan Tarokan.

"Ini memang ada korelasinya dengan aktifnya kader dalam menggerakkan masyarakat untuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)," tegas dr. Bambang.

Baca juga:
Serahkan Sertifikat PTSL di 2 Desa, Pemkab Kediri Beri 3 Pesan Penting

Sementara itu, upaya penanganan terhadap wabah penyakit DB Kabupaten Kediri tahun ini sudah dimulai sejak akhir 2023. Selain pencegahan, Dinkes juga melakukan upaya pemberantasan nyamuk melalui fogging.

"Menjelang musim penghujan, kami sudah berkoordinasi dengan Tim Pojanal DB, termasuk tingkat kecamatan. Dari Oktober 2023 sudah merapatkan barisan,” jelasnya.

Pemerintah Kabupaten Kediri, juga membuat Surat Edaran Bupati Kediri tentang kewaspadaan demam berdarah ini.

Tetapi semua ini, kata dr. Bambang, tidak bisa berjalan optimal tanpa peran serta semua stake holder terkait termasuk peran serta dari masyarakat.

Baca juga:
Pemotor Arogan Penantang Duel Perwira Polisi di Kediri Dievakuasi Satpol PP, Ternyata…

"Selalu kita sampaikan ke teman puskesmas untuk disampaikan ke masyarakat. Pemberantasan DB itu kerjasama. Tidak hanya kerja bakti di minggu ini, kemudian besok tidak. Tetapi kita harus kerja bersama sama dan bergerak bersama. Sebab, masa hidup dari nyamuk ini 5-7 hari," tegasnya.

Dinkes Kabupaten Kediri, tambah dr. Bambang juga melakukan fogging di sejumlah titik. Program pengasapan ini diatur dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur dengan ketentuan, sebelum fogging harus ada penyuluhan dan PSN. Selain itu harus ada kasus di lokasi fogging.

Dalam mendukung penanganan kasus tersebut, Pemkab Kediri memiliki 37 puskesmas. Dimana, 7 di antaranya bisa melayani rawat inap.

"Semua puskesmas di Kabupaten Kediri juga buka sore. Pelayanan sejak jam 16.00 WIB. Tersedia dokter jaga pula di masing-masing puskesmas tersebut," tutupnya.