jatimnow.com - Mengawali buka giling, PG Modjopanggung Tulungagung menggelar tradisi adat manten tebu. Tradisi ini sudah digelar sejak era kolonial Belanda dan kini menjadi warisan leluhur untuk menandai prosesi buka giling.
Tradisi manten tebu ini diwujudkan dengan sepasang boneka pengantin Jawa. Dimana proses pembuatan boneka manten tersebut, memerlukan ritual khusus yang dilakukan secara turun-temurun.
Pembuat boneka manten harus melakukan puasa selama 4 hari sebelum merangkai boneka, dan pada saat membuat, dia tidak boleh tidur hingga boneka selesai dibuat.
Sepasang boneka ini diarak menuju lokasi penggilingan tebu. Prosesi arak-arakan dimulai dari luar pabrik menuju tempat tinggal GM PG Mojopanggung.
Setelah itu, arak-arakan yang diiringi dengan kembar mayang, ragam sesaji dan tebu yang sudah dihias dibawa menuju ke lokasi penggilingan tebu. Boneka bersama aneka sesaji dan tebu lalu dimasukan ke mesin giling.
GM PG Mojopanggung, Sugianto mengatakan, tradisi ini sudah digelar sejak zaman dulu sebagai tanda pembuka musim giling. Tradisi tersebut memiliki makna filosofis kekeluargaan dan simbol harapan hasil produksi tahun ini membawa berkah untuk petani dan keluarga PG Mojopanggung.
Baca juga:
Swasembada Gula Nasional, PG Pesantren Baru Kediri Targetkan Produksi 62.642 Ton
"Tradisi ini memiliki makna kekeluargaan, layaknya manten pada umumnya melibatkan banyak pihak dalam prosesnya," ujarnya, Jumat (24/05/2024).
Tradisi ini juga merupakan simbol sinergi antara petani tebu dan pabrik. Tahun ini PG Mojopanggung ditargetkan menggiling 4,1 juta kwintal tebu. Namun karena faktor cuaca target ini diturunkan menjadi 3,5 juta kwintal tebu dengan target rendemen mencapai 7,6 persen.
"Faktor cuaca juga berpengaruh terlebih 75 persen tanaman kita berada di kawasan upland dengan curah hujan hanya di bulan Januari saja," tuturnya.
Baca juga:
PG Ngadiredjo Kediri Optimis Capai Target 65 Ribu Ton Gula di Musim Giling 2024
Dari jumlah tersebut, mereka mentargetkan mendapat laba hingga Rp32 miliar. Jumlah target ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Meskipun begitu, mereka akan berusaha maksimal untuk mendapat target laba hingga Rp50 miliar.
"Melalui prosesi manten tebu ini, kami berharap hasil produksi bisa membawa berkah bagi semuanya," pungkasnya.