Pixel Code jatimnow.com

Terungkap Fakta Puluhan Kambing Mati di Sungai Gumitir Jember

Editor : Yanuar D   Reporter : Sugianto
Penampakan kambing mati di Sungai Gumitir Jember. (Foto: Sugianto/jatimnow.com)
Penampakan kambing mati di Sungai Gumitir Jember. (Foto: Sugianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Fakta tentang puluhan ekor kambing yang ditemukan mati di Sungai Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Jember kini terungkap.

Kapolsek Sempolan AKP M. Na'i saat di konfirmasi menjelaskan, puluhan kambing yang mati tersebut sengaja dibuang oleh sopir truk yang mengangkut. 

"Mereka (sopir truk) cari tempat untuk membuang kambing yang mati itu, dengan pertimbangan dari sopirnya agar menghemat biaya dan waktu, termasuk tidak membebani muatannya," katanya, Jumat (7/6/2024).

Pihak Polsek Sempolan telah menelusuri asal muasal kambing yang mati tersebut. Memang kambing itu dibawa dari Tegalsari, Banyuwangi ke tempat penampungan di Umbulsari, lalu akan dijual ke Jakarta untuk hewan kurban.

Keterangan dari sopir truk yang mengangkut kambing, di bak truk terdapat dua susun pengangkut kambing yang tengahnya diberi papan kayu. 

Baca juga:
Puluhan Kambing Mati di Jember, Kades Sidomulyo: Pelaku Bukan Warga Sini

"Jadi papan kayu atau sirap ditengah itu ambrol dan menimpa kambing yang berada di bawahnya. Karena tertimpa itulah lalu kambing yang ada di bawah itu mati," terang kapolsek. 

Dari itulah, lalu ada inisiatif membuang puluhan kambing di seputaran gunung Gumitir, hingga memilih membuang di sungai di Sidomulyo. Sedangkan kambing tersebut milik dari beberapa orang pedagang kambing di Banyuwangi. 

Sopirnya mengaku hanya menjalankan tugas mengirim kambing itu sesuai dengan yang diarahkan pemilik. 

Baca juga:
Puluhan Kambing Mati Ditemukan di Sungai Gumitir Jember, Ini Kata Polisi

"Yang namanya sopir ini bisa saja mendapat perintah langsung dari atasannya, atau memang inisiatif sopirnya. Yang penting, kambing itu tidak bermasalah," ujar M. Na'i.

Saat ini, puluhan kambing yang ditemukan itu telah dikuburkan oleh petugas atau relawan Gunung Gumitir, agar tidak mencemari lingkungan dan menjadi penyakit.