Pixel Code jatimnow.com

Ratusan GTT-PTT di Jember Gelar Istigasah, Berharap Keajaiban

Editor : Yanuar D   Reporter : Sugianto
Ratusan GTT-PTT gelar istigasah di Kantor PGRI Jember (Foto: Sugianto/jatimnow.com)
Ratusan GTT-PTT gelar istigasah di Kantor PGRI Jember (Foto: Sugianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ratusan Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT-PTT) di Jember menggelar istigasah, Kamis (8/9/2024). Mereka mengetuk pintu langit agar hajat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) kategori Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dikabulkan. 

"Harapannya, dengan istigasah ini dilakukan bersama dengan teman-teman, bermunajat kepada Allah SWT mudah-mudahan kita bisa mengetuk pintu langit dan semua keinginan dari pada GTT-PTT terkabulkan," kata Ketua PGRI Jember Supriyono, Kamis (8/8/2024). 

Tahun ini, Jember mendapat formasi 738. Meski baru 40 persen dari sekitar 2000 GTT-PTT, mereka cukup bersyukur.

"Dengan ini saya yakin, kalau memang doa kita diterima dan dikabulkan oleh Alllah SWT tidak ada yang sulit. Dengan istigasah ini, kami berharap keinginan Presiden Jokowi menuntaskan GTT-PTT menjadi ASN gayung bersambut," ujarnya. 

Kendati begitu, PGRI Jember tetap berusaha meminta ke pemerintah pusat untuk menambah jumlah formasi. Karena menurutnya, formasi 738 itu hanya mampu menutup guru atau pegawai yang sudah pensiun. 

"Kalau bicara layanan pendidikan yang standart, paling tidak kebutuhan guru bisa terpenuhi dulu. Kalau tidak, bagaimana kita bicara layanan pendidikan yang normal. Muda-mudahan ada sebuah keajaiban, 2000an ini terangkat menjadi ASN PPPK," ucapnya.

Supriyono mengaku, ada juga GTT-PTT yang usianya 40 hingga 50 tahun dan pengabdian sudah cukup lama. Seandainya ini diangkat, waktu hingga pensiun tidak terlalu lama. 

Dikatakannya, kurang lebih kebutuhan 2.500 baru bisa terpenuhi, mengingat SD jumlahnya 900 dan SMP jumlahnya 95 di Jember dan kurangnya cukup lumayan. 

Baca juga:
15 PPPK di Trenggalek Minta Izin Daftar CPNS

Seandainya dibebankan ke anggaran belanja pegawai Jember akan menjadi beban, karena tidak boleh melebihi 30 persen. Jadi PGRI sebagai organisasi perjuangan harus memperjuangkan dan membantu mengkomunikasikan ke pemerintah.

"Kalau Pak Bupati Jember tentunya tidak mampu. Mudah-mudahan pemerintah pusat juga menyediakan anggaran tambahan untuk kepentingan pegawai ini, jadi bupati juga tidak repot," harap Supriyono.

Ketua PGRI menyebut, dengan yang baru jumlah GTT-PTT di Jember ada sekitar 9000. Sedangkan dari perjuangan PGRI, mulai 2019 sudah ada pengangkatan sekitar 740 ASN PPPK. Kemudian, ada pengangkatan lagi di era Bupati Hendy Siswanto sebanyak dua kali dengan total 4.500 GTT-PTT.

“Jika dibandingkan dengan 21 kota atau kabupaten lain, di Jember bukan hanya terbanyak di Jawa Timur melainkan Se-Indonesia itu," ungkap Ketua PGRI Jember.

Baca juga:
Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo Soroti Nasib Ribuan Honorer yang Terkatung-katung

Karena, Supriyono berujar, laporan dari GTT-PTT organisasi yang ada hanya di Jember, bahkan di Lumajang tidak dianggap bagian dari PGRI. 

"Kalau kita, mereka guru yang perlu kita mediasi dan edukasi serta bimbing, supaya mereka benar-benar bisa menjawab kebutuhan kekurangan guru," tegasnya. 

Namun begitu, Supriyono optimis GTT-PTT segera mendapatkan solusi untuk segera diangkat ASN PPPK. 

"Sehingga kebutuhan guru secara nasional tercukupi dan daerah juga sama-sama terpenuhi semua," pungkasnya.