jatimnow.com - Masa kampanye sebagai bagian dalam tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang sangat krusial. Pada tahap ini, literasi digital menjadi penting untuk dipahami masyarakat guna mengatasi aneka ragam infomasi yang berkembang, termasuk hoaks.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro menuturkan, bahwa sosial media sangat mempermudah seseorang untuk membagi informasi dalam kelompoknya. Oleh karena, diperlukan literasi digital yang baik agar para calon pemilih lebih teliti dalam melakukan verifikasi informasi sebelum membagikannya.
“Kami ingin masyarakat memiliki keterampilan untuk saring sebelum sharing. Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat akan menjadi lebih kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial dan menghindari penyebaran berita yang tidak benar,” kata Ali Kuncoro, seperti dilansir melalui laman Pemkot Mojokerto pada Kamis (31/10/2024).
Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini menegaskan bahwa untuk memberikan pemahaman kepada warga menjadi tanggung jawab bersama dari seluruh elemen masyarakat, baik dari pemerintah terutama jajaran pada level kelurahan yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan publik, tokoh masyarakat, tokoh agama TNI, Polri tentunya media massa.
Baca juga:
Pekerja Lipat di KPU Tulungagung Terlalu Cepat, Surat Suara Banyak yang Rusak
“Tantangan ke depan semakin luar biasa, makanya diperlukan insan pemimpin yang kuat, yang berkualitas, dan pemimpin ini akan terlahir dari pemilih yang cerdas, yang mampu memilah informasi,” tegasnya.
Di tengah kemudahan penyebaran informasi, Mas Pj berharap seluruh warga turut serta menjaga iklim politik yang sudah kondusif di Kota Mojokerto dengan tidak mudah menerima segala informasi yang belum tentu kebenarannya. Terutama berita-berita yang berpotensi mencederai kredibilitas terselenggaranya demokrasi.
Baca juga:
KPU Sidoarjo Kerahkan 200 Pekerja Sortir dan Lipat Surat Suara, Target 1,5 Juta Lembar
“Segala informasi bisa diakses melalui gadget, memberi komentar, saran, kritik juga dapat dilakukan dengan gadget, jangan sampai berawal dari gadget timbul fitnah dan ketegangan dalam masyarakat,” pesannya