jatimnow.com - Ketua Komisi E DPRD Jatim Dr Sri Untari Bisowarno menggelar reses di pelosok Desa Arjosari dan Arjo Wilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang.
Dua Desa tersebut terbilang sangat terpencil di Kabupaten Malang. Lokasinya ada di ujung paling selatan Kabupaten Malang sisi barat dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar. Jarak untuk menuju di dua desa itu antara 60 sampai 70 km dari pusat pemerintahan Malang.
“Iya di sini desa yang cukup jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Malang, tapi secara sosial di sini masyarakatnya hidup rukun dan tenang,” ujar Sri Untari, Sabtu (23/11/2024).
Untari mengatakan masyarakat di desa tersebut bukan tanpa permasalahan. Dengan wilayan yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani, aspirasi masyarakat tentu tidak lepas dari urusan pertanian. Ada yang mengusulkan sumur bor hingga alat mesin pertanian (Alsintan).
“Aspirasi dari masyarakat di sini yang paling banyak adalah urusan pertanian dan infrastruktur jalan,” ujar Untari.
Usulan adanya sumur bor ini penting karena wilayah pertanian tadah hujan. Wajar jika mereka ingin ada sumur bor, agar bisa tetap menanam padi, jagung dan palawija lainnya yang membutuhkan air terus menerus.
“Selamai ini mereka banyak menanam tebu yang tidak terlalu minta banyak air,” sebutnya.
Baca juga:
Program Makan Bergizi Diharapkan Bisa Serap Sayuran Lokal Mojokerto
Dengan adanya usulan sumur bor ini, Sri Untari akan segera menyampaikan ke Pemprov Jatim untuk segera direalisasikan. Meskipun dekat dengan waduk Karangkates akan tetapi daerah ini tidak ikut dialiri dan termasuk dataran tinggi.
“Segera saya sampaikan ke Pemprov, bahwa disini daerah kering kalau tidak ada hujan. Karena ini perlu perhatian khusus,” tegas Ketua Umum Dekopin ini.
Daerah Kalipare ini, kata Untari dulunya adalah kawasan hutan. Namun karena kebutuhan ekonomi masyarakat kini banyak ditanaman ladang tebu. Sayangnya, tebu ini tidak bisa menahan air sehingga ancaman potensi banjir bisa muncul.
Baca juga:
DPRD Jatim Resmi Sahkan APBD Jatim 2025, Belanja Daerah Rp29,6 Triliun
“Tugas kita bersama, Pemprov dan Pemkab untuk menghidupkanlagi hutan yang gundul dengan tanaman ekonomi yang menghasilkan untuk masyarakat dan cepat panen,” ucapnya.
Aspirasi lainnya yang disampaikan warga saat reses ini adalah pembangunan infrastruktur jalan akses desa. DImana di daerah tersebut terdapat jalan rusak akibat kontur tanahnya gerak.
“Infrastruktur jalan ini penting untuk mobilitas ekonomi masyarakat, sehingga karena disini tanahnya grak maka perlu telaah infrastruktur model apa yang cocok dibangun di tanah gerak,” jelas Sekretaris PDI Perjuangan Jatim ini.